GuidePedia

0

Oleh: Yasons Sambom

"Apa yang terjadi? “terhambat perjuangan misi utama kemerdekaan bangsa Papua, cerai berai alias (tidak ada persatuan), saling mempersalahkan dan utamakan perjuangan demi memenangkan konsep konstitusi. Pentingnya mengatasi atas akan terjadinya dampak buruk pada internal organisasi perjuangan”.

Manuver Intelejen pada Target Organ Gerakan Perjuangan

Indonesia telah dan sedang upaya keras menghalangi perjuangan Papua Merdeka, dengan berbagai cara, penerapan metode yang dimainkan manuver politik pada gerakan politik Papua Merdeka pun dengan cerdik. Salah satu target yang diharapkan colonial adalah, perpecahan dalam internal organisasi. Caranya menggunakan pendekatan kepada pejuang, menciptakan organisasi, menetapkan tujuan perjuangan. Menjaring anggota dengan dogrin-dogrin atas nama Papua Merdeka.
Misi perjuangan dengan sengaja, dibuat colonial seakan benar-benar organisasi perlawanan kepada system pemerintahan Negara penjajah. Akan tetapi dengan target bahwa yang paling mudah menghalangi langkah perjuangan oleh penjajah. Sebab dengan tujuan agar sumber daya manusia dalam perjuangan supaya terbagi dalam target colonial dan menjadi perlawanan terhadap organisasi perjuangan yang benar-benar melawan system pemerintahan Negara, targetnya melemahkan gerakan perjuangan.
Penjajah manfaatkan situasi internal gerakan, ketika mengalami krisis munculnya pro dan kontra dalam agenda perjuangan, itu yang dinantikan peluang bagi intelejen penjajah. Maka target tersebut benar-benar dimanfaatkan intelejen pada orang-orang penting melalui pengikutnya. Melemparkan umpan dengan persoalan yang tidak-tidak, dan menghasut dengan kata-kata propaganda. Kadang para pejuang konsumsi langsung informasih propaganda yang dilontarkan penjajah. Kemudian terjadi saling tuduh menudu, sehingga program kerja organ gerakan terjadi pinsang, tidak terlaksana optmal sesuai harapan keputusan forum. Sampai pada terjadi hal yang sulit diatas.
Dari hal tersebut sedang berjalan, manuver penjajah demi mempertahankan keutuhannya semakin berhasil. Sementara langkah perjuangan kemerdekaan semakin memburuk. Hal serupa kadang bermain manuver dengan cara yang berbeda, oleh penjajah pada organisasi gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua. Namun kadang kala tak sadar, melihat hal tersebut, untuk menghindari ancaman internal dalam scenario propaganda itu.

Dasar Problem yang Mempengaruhi Langkah Perjuangan

Kompetisi konstitusi berdampak buruk pada langkah perjuangan. Perjuangan bukanlah sebuah pertandingan menang dan kalah diantara konstitusi. Konstitusi Negara adalah sebuah syarat mendirikan sebuah Negara baru. Tujuan perjuangan kemerdekaan bukan memenangkan konstitusi dalam langkah perjuangan. Kini internal gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua, berdampak buruk menurut kaca mata penulis. Akar persoalannya, bukan karena individu atau organisasi melainkan, ketergaitan didorong sebab dasar pikiran, kompetisi dilatarbelakangi oleh konstitusi Negara masing-masing, dalam gerakan internal perjuangan Papua Merdeka.
Konstitusi yang dimaksud, seringkali perdebatan terjadi diantaranya: Konstitusi Sementara Republik Papua Barat, Tahun 1971, Versi OPM-TPN. Konstitusi Republik West Papua, Versi TRWP. Konstitusi Negara Federasi Republik Papua Barat, Versi Kongres Rakyat Papua III. Dan Konstitusi Negara Republik Papua Barat, Versi WPNCL. Masing-masing konstitusi yang disebutkan diatas adalah memiliki susunan cabinet pemerintahannya dan konsep system pemerintahan yang berbeda. Sebenarnya tujuan utama, bukanlah perjuangan memenangkan konstitusi dan cabinet pemerintahan.
Sesungguhnya tujuan utama adalah bagaimana Papua Merdeka, dari penjajahan colonial Indonesia. Soal konstitusi dan cabinet serta system pemerintahan, bisa dibuat pada masa pemerintahan teransisi, atau ketika masa pembinaan oleh badan PBB. Sementara untuk pemilihan bebas penentuan nasib sendiri rakyat bangsa Papua, belum mencapai kepastian. Katakana saja dalam proses perjuangan kesana, yang menjadi penghambat untuk mendapat kepastian pemilihan bebas terhalang, akibat problem internal perjuangan. Apalagi isu tunggal perjuangan pun sangat berbeda, tidak pada satu arah justru membingunkan bagi pendukung masyarakat internasional.
Pada tahun-tahun sebelumnya, tak nampak kompetisi atas kontitusi, akan tetapi kini ketika meningkatnya dukungan perjuangan di manca Negara, pada umumnya Internasional dan ketika diperdebatkan pada parlemen dunia yang disebut PBB serta di MSG dan PIF. Munculah perlombaan demi meloloskan agenda masing-masing pada forum ULMWP yang baru dibentuk pada 2014 lalu itu. Terlihat jelas perannya kompetisi masing-masing pada artikel penulis yang lalu dengan judul: Kompetisi Tiga Faksi VS ULMWP Menuju Pada Final KTT MSG 2016.

Intelejen Manfaatkan Peluang, Bermanuver Perang Saraf
Pada akhir bulan tahun 2016, beredarnya pada social media sebuah rancangan undang-undang revolusi West Papua, merupakan peluang bagi penjajah. Ketika itu pandangan beberapa faksi yang berbeda paham pada landasan konstitusi itu, terjadi bertentangan. Sementara kondisi itu menanggapi serius beberapa media nasional Indonesia menyebutkan bahwa UURWP merupakan HOAX, sebagaimana budaya media nasional Indonesia. Namun selain itu, justru intelejen meruba pola strategi untuk menghantam organisasi gerakan, agar perpecahan internal terjadi, adalah target utama penjajah selain menghalangi diplomasi internasional melalui PNG dan FIJI di MSG atau pada umumnya kawasan Pasific.
Tidak lama kemudian baru-baru ini, pro dan kontra muncul lagi terkait petisi global. Namun di West Papua sendiri mengalami dampaknya pada internal gerakan perjuangan, yang dimaksud disini akibat pro kontra. Kondisi ini terbaca oleh intelejen Indonesia, kemudian memanfaatkan hasutan lebih memburuk melalui akun-akun facebook palsu. Menghantam para pejuang, hal tersebut tak sadar konsumsi oleh pejuang dan saling tuduh menuduh, sampai dengan tersebar hal sensitive itu di group-group dan status social media.
Terbukti, medang perang saraf kini menggunakan tegnologi internet, pejuang telah terkanggu secara mental. Dalam perlawanan medan perang saraf melalui sarana IT, telah berhasil manuver intelejen Indonesia, selain itu meluncurkan beberapa website propaganda seperti papuanews.co.id, dan lain-lain terus berperan aktif. Tidak mengantisipasi, pembusukan terhadap perjuangan Papua Merdeka terus bejalan di social media, para pengguna facebook masyarakat umum, menurunnya dukungan dan semangat perjuangan. Diskusi melebar kalangan masyarakat dan pejuang, tak sadar kalau itu adalah sebuah scenario memanfaatkan kondisi krisis internal dari pro dan kontra, sebagaimana dimkasud diatas.
Para pejuang terjebak, dalam sekanaro propaganda intelejen. Sementara tidak sadar keuntungan dan kerugian dari penggunaan social media, dari postingan hal-hal yang menyangkut persoalan internal organisasi. Secara tidak sadar persoalan sebenarnya sepele, namun justru membesar-besarkan oleh pejuang sendiri.
Kerugiannya bukan secara individu antara seorang yang menyampiakan emosinya dan pada orang yang ditunjukan pesannya, tetapi social media adalah sarana umum yang diketahui oleh jutaan dan ribuan orang teman yang mengikutinya, apalagi di group. Dampaknya bagi pembaca menganalisa dengan pemahaman yang berbeda, sehingga kerugiannya pada perjuangan Papua Merdeka. Sementara keuntungan adalah bagi yang melontarkan emosionalnya, rasa puas bila melontarkan emosinya, melalui postingan pada status facebook dan tidak sadar kalau menyesatkan pembaca lain dan memberikan bahan diskusi kalangan umum. Hal tersebut justru semakin memburuk pada dukungan rakyat terhadap perjuangan.

Papua Ikut Jejak Pengalaman Buruk Sejarah Indonesia

Perjuangan kemerdekaan bangsa Papua, akan mengikuti jejak pengalaman buruk perjuangan Indonesia. Kekuatran ini muncul ketika, mengamati dalam peroses perjuangan ini menunjukan akan terjadi kemangkinan. Yang dimaksud disini adalah sang dictator seorang proklamator Indonesia menggulingkan beberapa, petinggi militer yang menjadi pertentangan dengan proklamasi republic Indonesia. Proklamator Republik Indonesia dengan kekuatan militer meruba situasi untuk memperkuat landasan konstitusi.
Mereka yang beda paham walaupun memiliki kekuatan militer yang sama, tetapi bantuan dan dorongan pihak yang berkepentingan, bekerjasama dapat takluhkan, kekuatan kelompok yang bertentangan atas Republic Indonesia. Cara yang sadis terjadi pada waktu itu, adalah membunuh serta penjarakan tujuh jenderal, yang mempunyai konsep negara yang bertentangan. Selama Indonesia dijajah oleh Belanda, Indonesia telah dewasa. Hal yang sama terapkan terhadap penjajahan bangsa Papua, Indonesia menciptakan beberapa konsep negara seperti Belanda menerapkan strategi kepada Indonesia, itu terbukti hari ini di Papua.
Ancang-ancang memulai konflik itu, sebelum tujuan utama kemerdekaan bangsa dimenangkan, ini adalah cara penjajah mencerai-berai persatuan dalam perjuangan. Akan tetapi tak sadar, penjajah menanam bibit konflik untuk masa depan bangsa Papua, penjajah akan rawat dengan baik, akhirnya penjajah meninggalkan Papua kemudian antara pejuang Papua menjadi konflik besar-besaran mengikuti jejak sejarah Indonesia.
Oleh sebab itu, berharap tidak harus terjadi atas bangsa Papua, maka dengan tenang manghadapi, melangka focus pada agenda perjuangan. Utamakan tujuan utama hak penentuan nasib sendiri, dan hal-hal yang menjadi dampak buruk dalam perjuangan, dengan berjiwa besar dan rendah hati tinggalkan. Selanjutnya dengan solid focus pada tujuan utama perjuangan bangsa, jangan terus bermain-main manuver kompetisi atas rancangan konsep negara masing-masing, entah secara individu dan organisasi.
Kesimpulan
Walaupun tak sadar, problem tersebut dengan mudah selesaikan tertutup melalui evaluasi internal pada organisasi masing-masing. Namun sayangnya, emosional pejuang yang tidak mengendalikan diri menyebabkan persoalan membias. Akhrnya hal tersebut justru menjadi suatu yang sulit dapat dikendalikan. Sebagai manusia tentu dendam antar sesama itu akan mendekam pada individu yang bertikai. Maka akan berpengaruh pada kerja-kerja agenda terjadi tidak solid, adalah kesalahan fatal emosional yang tidak control. Akibat belum dewasa menghadapi, hal serupa. Maaf bukan mengurangi tetapi kenyataan. Mentalitas pejuang dalam menghadapi hal-hal demikian, sangatlah penting agar tidak terulang, sebab perjuangan belum selesai.
Semangat yang elan mengakibatkan tak control diri. Menyadari hal-hal yang memberi peluang bagi penjajah, untuk mendapat serangan balik perlu antisipasi. Berjuang hari ini, adalah tujuan mendirikan sebuah Negara. Perjuangan dalam organisasi, ada sebuah alat untuk kerja bersama pada satu misi. Sementara dalam proses perjuangan, mendewasakan kita bagaimana berorganisasi. Dari cara berorganisasi bila dipahami, maka akan mempermuda kita bagaimana pada praktek bernegara. Agar tak keliru juga ketika sesuda Negara baru West Papua, terjadi pada akhirnya dari upaya perjuangan kini.
Saran
Perjuangan tujuan nasional kemerdekaan bangsa Papua. Perlu renda hati dan berjiwa besar, memposisikan diri sebagai bangsawan dan pejuang nasionalis. Tinggalkan egoisme dan sukuisme, focus pada agenda perjuangan. Tinggalkan pula hal-hal yang merugikan perjuangan, seperti yang terjadi baru-baru ini saling persalakan melalui social media. Jangan tanggapi, bila sesorang membuat hal serupa, kendalikanlah emosional pada pribadi dengan tenang.
Kepada rakyat Papua, diharapkan agar tidak terpengaruh oleh beredarnya kesalapahaman internal pejuang yang berkembang di social media. Sebab soal tuduh menudu di Sosial media bukan solusi akhir dari pernjelesaian persoalan, melainkan memperluaskan persoalan kepada orang yang tidak terkait dengan persoalan tersebut.
Hindari dari diskusi yang merugikan, membangun diskusi yang menguntukan perjuangan, saling mendukung sesama pejuang, saling mengakui kelemahan dan kelebihan sesama pejuang, adalah sikap renda hati yang wajib dimiliki seorang pejuang nasib seluruh rakyat bangsa Papua. Menjadi pejuang yang handal, yaitu seorang yang memiliki renda hati, berjiwa besar.
Apa prakteknya, ibarat pepata kata, “Barangsiapa yang relah mendaki puncak yang tinggi, akan pasti pula, kemudian kembali dimana awal mulai melangkah. Apabilah hari semakin gelap ataupun menghadapi situasi dan cuaca buruk”. Dimana awal memulai melangkah? Kembali dan apa yang harus dilakukan? Untuk memperbaharui perjalanan kemudian.

Post a Comment

 
Top