GuidePedia

0

Oleh Otis Tabuni

Ilustrasi: Patola

A. PENGANTAR

Pantat Bola atau bahasa kerennya Patola mulai berkembang beberapa tahun terakhir ini. Patola adalah goyang pantat yang kebanyakan sering dilakukan oleh kaum wanita muda. Pada awalnya terlihat goyang patola dengan gaya berbaris dan melakukan atraksi goyangan yang sama secara beraturan, namun akhir- akhir ini justru agak berbeda dari sebelumnya. Saya belum dapat menemukan dimana asal mula berkembangnya Patola karena memang saya tidak suka goyang satu ini.
Anak muda Papua sangat muda ikut pengaruh luar dan hal ini membawah musibah bagi generasi muda.
Seketika mengetik di you tube, kita tidak dapat melihat dari tampanan wajah para wanita cantik, namun pasti terlihat bagian pantat.
Mengapa harus demikian? Saya tidak tahu, tetapi tentu yang dapat memamerkan adalah pantat.
Dengan model goyang Patola itu, tidak sedikit generasi muda yang menyukainya. Ia tidak mengenali batas usia, kecil besar semua berdamai - ramai goyang patola.
Pada awal di kalangan anak - anak muda sering sebut KEWA . Kewa artinya acara goyang dalam acara2 tertentu. Kini dikenal dengan patola yang artinya acara. Acara goyang dimaksud mungkin untuk goyang patola.
Pada pembahasan selanjutnya akan saya tulis dampak bagi GENERASI MUDA dari perspektif pribadi saya.

B. APA ITU PATOLA?

pertama saya sampaikan permohonan maaf kepada penggila dan penikmat PATOLA. Sebelum saya tulis, saya mencari represensi di google tetapi secara keseluruhan yang ter tampil adalah berubah video di youtube. Maka saya anggap PATOLA adalah sebuah goyangan yang dapat merekam video dan mengupload di youtube.
Yang dimaksudkan PANTAT BOLA benar2 saya tidak mengerti, namun saya sering dengar kalau pantat bola artinya pantat perempuan yang montok, bulat dan katanya model ini di samakan dengan BOLA. Hehehe. Apakah benar? Saya tidak tahu hal itu, namun biar pembaca jawab sendiri sesuai selera Anda.
Beberapa hasil upload yang saya nonton, 80% para wanita goyang sambil memamerkan pantat mereka pada video yang sedang mereka pasang. Goyang patola ini bisa dilakukan dimana saja. Misalnya di kamar, di ruang tamu, di sekolah baik di halaman maupun dalam ruangan kelas, di jalanan, di kali maupun di pagung hiburan.
PATOLA bisa dilakukan oleh seorang atau lebih dari seorang oleh anak2 muda.

C. DAMPAK PATOLA

PATOLA memang menjadi tren di negeri ini dan lebih gila di Papua.
Mengapa lebih gila? Juga tak saya temukan jawaban. Patola berdampak pada kehidupan anak bangsa sebagai penerus bagi Papua. Para tetua, gereja dan pemerintah mungkin saja belum ada larangan terkait acara tunduk goyang pamer pantat ini. Kehadiran PATOLA mulai mengikis etika dan norma kesopanan dalam mengekspresikan dirinya saat goyang. Patola bisa juga di sebut montok pantat ini bingung diartikan. Apakah PATOLA itu nama PANTAT? Nama gaya yang dipamerkan? Mama atau keduanya? Atau juga lain dari kedua2nya?.
Di Papua, khusus dikalangan anak muda terdengar banyak bunyi musik PATOLA. Di hari- hari tertentu para muda mudi kumpul dan buat acara patola lalu mengupload di mensos.
Pengaruh patola mulai hilang tarian yospan, mambesak, Nariki, waitak, iyara dll.
Patola juga tidak mendidik generasi sehingga lagu daerah, adat istiadat dan budaya mulai mengikis bahkan generasi tak paham apa itu budaya.
Contoh kasus terbaru 19 Juni 201i, PBS yang menampilkan acara goyang jongkok Pantat oles naik turun di depan ribuan rakyat Masyarakat Adat Sentani merupakan hilangnya generasi tak tahu budaya. Atas goyangan PATOLA tersebut, berbagai pihak angkat bicara.
Hal ini menjadi Viral di media hingga hari ini.
Kita perluh mengakui bahwa pada zaman modern ini tak ada batas antara satu bangsa dengan bangsa lain. Apa yang terjadi di bangsa lain bisa dapat ditiru pada waktu yg sama. Patola tidak hanya tren di indonesia tetapi hampir seluruh dunia.
Paling produktif patola di seluruh dunia dan khususnya di Papua adalah bangsa perempuan dan saya berani mengatakan konsumtif aktif adalah para pria. Hal ini dapat dilihat bahwa para lelaki selalu menonton Patola tetapi fokus perhatian mereka tertuju di PANTAT BOLA, hehehe.

D. PENUTUP 
PATOLA membwah dampak negatif . Generasi lupa budaya dan jatidiri.
Semoga setiap orang mengatasinya mulai dari keluarga masing2 hingga ke institusi baik gereja, tetua adat maupun organisasi lainnya.

Post a Comment

 
Top