Ilustrasi: Hutan Papua dihilang oleh investasi |
"JANGAN BIARKAN TANAH AIR MARGA-MARGA PAPUA DIRAMPAS UNTUK PELUNASAN UTANG INDONESIA DI IMF-WB MELALUI PERLUASAN BISNIS SAWIT, PERLUASAN TAMBANG MINERAL DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK STRATEGIS NASIONAL INDONESIA".
Mengapa tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh partai politik dan tokoh-tokoh lainnya yang ditokohkan oleh pemerintah itu tidak mengkritis pertemuan akbar para intelektual kapital dalam IMF dan mesin uang para konglomerat dunia dalam Bank Dunia yang dimulai hari ini di Pulau Dewata.
Padahal didepan mata kapital birokrat Papua sudah sedang dan akan melepaskan tanah air Papua milik marga-marga Papua itu secara sistemik dan struktural kepada kapital Indonesia dan internasional. Bukti kebun sawit, lahan tambang mineral dan pengembangan infrastruktur yang telah merampas dan merampok Sumber Daya Alam (SDA) Papua di seluruh tanah air Papua sudah menjelaskan kenyataan maksud Indonesia di Papua yaitu menginginkan Tanah Air Papua dan SDA Papua bukan orang Papua.
Mengapa orang Papua yang dijadikan tokoh-tokoh oleh pemerintah itu tidak kritisi pertemuan IMF dan Bank Dunia. Anehnya malah ada tokoh-tokoh bentukan pemerintah yang sibuk memuluskan konflik horisontal demi kekuasaan politik mereka yang menelan korban rakyat papua diatas tanah air papua yang terus dikuasai dan dirampok.Bahkan yang lebih parah lagi, ada tokoh bentukan pemerintah yang mengartikan perampasan tanah air marga dan perampokan SDA Papua yang dilakukan secaras sistematik dan struktural itu ke dalam persoalan kesejahteraan dan pembangunan yang diselesaikan dengan musyawara mufakat (dialog). Padahal semua tahu bahwa pemebuhan hak ekonomi sosial dan budaya (hak ekosob) adalah tanggungjawab aktif pemerintah indonesia sebagai konsekwensi status negara hukum yang memiliki tanggungjab hukum melundungi hak asasi manusia khususnya hak ekosob setiap warga negaranya.
Kekeliruan para tokoh bentukan pemerintah dalam melihat realitas penindasan serta perampasan tanah adat dan perampokan SDA Papua itu menunjukan arah ketidakpastian nasib hidup segenap rakyat papua dikemudian hari diatas tanah air marga-marga di papua.
Hari ini IMF dan Bank Dunia sedang membahas suksesi penguatan monopoli wilayah papua serta pemulusan perampasan tanah marga dan perampokan SDA Papua di pulau dewata sementara para tokoh itu sibuk dengan idealisme dan kepentingannya masing-masing tanpa memperdulikan nasib hidup rakyat papua diatas tanah air papua.
Wahai pekebun tradisional papua, wahai nelayan tradisional papua, wahai buruh pribumi papua, wahai pedagang tradisional papua, wahai pemuda/i pribumi papua, wahai masyarakat adat papua ....
jangan gantungkan jaminan hidup dan nasib hidup masa depanmu di atas tanah air marga kepada kapital birokrat papua yang adalah saudara kandung kapital indonesia dan internasional.
Jangan pula gantungkan pada kapital internasional di dalam PBB yang melegalkan tindakan IMF dan Bank Dunia merampas dan merampok SDA melalui politik utang.
Jangan pula gantungkan pada kaum tokoh papua yang tidak pernah jadi petani, nelayan, buruh, pedagang dll.
Hai kau pekebun, nelayan, buruh, pemuda/i dan masyarakat adat papua berjuanglah dengan caramu sendiri untuk pertahankan hak asasimu dari ancaman perampasan tanah marga dan perampokan SDA Papua oleh kapitalis indonesia dan internasional yang sudah sedang dan akan terjadi.
KENYATAAN HARI INI TELAH MENUNJUKAN KEPADA PUBLIK PAPUA BAHWA :
"KEKUATAN PENJAJAH INDONESIA DAN INTERNASIONAL TERLETAK PADA SIKAP MENGANTUNGKAN NASIB HIDUP RAKYAT PAPUA KEPADA TOKOH-TOKOH YANG TIDAK PERNAH MERASAKAN PEKEBUN, NELAYAN, BURUH, DLL"
SUDAH SAATNYA PEKEBUN PAPUA REBUT KEMBALI KEBUNNYA, NELAYAN PAPUA REBUT KEMBALI LAUTNYA, BURUH PAPUA REBUT ALAT PRODUKSI, PEDAGANG PAPUA REBUT PASAR, PEMUDA/I MEREBUT RUANG DEMOKRASI DAN MASYARAKAT ADAT PAPUA MEREBUT HAK ADATNYA.
DI TENGAH PRINSIP "TIDAK ADA MAKAN SIANG GRATIS" ALA KAUM INDIVIDUAL ITU JANGAN PERNAH GANTUNGKAN NASIB PADA PENJAHAT TANAH MARGA DAN PERAMPOK SDA PAPUA.
SUDAH SAATNYA RAKYAT PAPUA PERJUANGKAN HAKNYA DENGAN CARA DAN GAYANYA SENDIRI DEMI MASA DEPAN RAKYAT PAPUA DIATAS TANAH AIR MARGA-MARGA PAPUA.
Post a Comment