Kesadaran Yang Mengikat?

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLHjdGO91tsJ5Y1tfdmkL9Ik3o02N88U7r3qyrn4U7POsK_ruLE1VTelszM-KOZHuizDuZdOT-YUDcOHQAp0XSewPNrpm7Ui3xQ8BV6UokRfouINYLmtevSI5_gtjbg9ENlynVarq8H68/s1600/aa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLHjdGO91tsJ5Y1tfdmkL9Ik3o02N88U7r3qyrn4U7POsK_ruLE1VTelszM-KOZHuizDuZdOT-YUDcOHQAp0XSewPNrpm7Ui3xQ8BV6UokRfouINYLmtevSI5_gtjbg9ENlynVarq8H68/s400/aa.jpg" width="400" /></a></div> <br /> <b>Oleh: Arnold Meage</b><br /> <br />  <span id="goog_56382641"></span><span id="goog_56382642"></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">KESADARAN YANG MENGIKAT ..?<br /> sekedar renugan naluri.</span></span> <br /> Ya begitulah, Bangsa yang tertindas oleh bangsa yang menindas dalam menjalankan kehidupan secara berdampinga<span class="text_exposed_show">n, yang jelas akan menimbulkan kontradiktif antara yang tertindas dan yang menindas. Namun yang menindaslah yang akan berkuasa atas bangsa yang tertindas serta yang tertindas akan semakin lemah dan tidak berdaya pula atas bangsa penindas itu sendiri.</span><br /> <br /> Bangsa tertindas akan di sadarkan melalui dokma, fatalisme dan sejenisnya yang akan membuat mereka sadar akan kenyataan sosial mereka melalui dokma, fatalisme dan sejenisnya itu, agar Bangsa tertindas tetap hidup bagaikan budak setia dan dengar-dengaran atas si Penindas itu sendiri. Namun bangsa tertindas telah di tipu pula nalarnya oleh inspirasi dokmatis dan fatalisme yang abstrak (Ilusi) itu sendiri. <br /> Pada hakikatnya bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran sosial (Karl Max). Dalam hal ini jelas bahwa bukan dokma, fatalisme yang abstrak tersebut yang dapat pula menentukan kesadaran sosial melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran sosial itu sendiri. Namun kenyataan sosial dapat di sembunyikan oleh inspirasi dokma, fatalisme, yang abstrak itu atas rakyat dan Bangsa tertindas.</div>

Kesadaran Yang Mengikat?

Oleh: Arnold Meage   KESADARAN YANG MENGIKAT ..? sekedar renugan naluri. Ya begitulah, Bangsa yang tertindas oleh bangsa yang meni...

Read more »

Kesombongan Jenderal Sambil Melakukan Kekerasan Militer di Papua

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <b>Oleh: Ney Sobolim</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> Duluh dengan semangat dan nafsu penjajahannya seorang Jendral bernama Ali Murtopo pernah berkata "kalau orang Papua mau merdeka, silahkan pergi ke Bulan dan merdeka di sana.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Lagi, hal senadah juga dikatakan Luhut Panjaitan seorang Jendral TNI yang juga kursi penting pemerintahan indonesia ada di bawah pantatnya mengatakan "kalau Papua mau merdeka, pergi saja ke Melanesia". Lagi-lagi, kini seorang seorang Jendral yang menjabat sebagai Menteri koordinator Politik Hukum dan Ke<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">amanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan "sejumlah persoalan kemanusiaan: pemusnahan, pembunuhan, penangkapan, pemenjaraan, singkatnya pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Akan diselesaikan dengan "bakar batu"</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Dari pernyataan-pernyataan pejabat negara tersebut dapat kita berfikir, apa rahasia terselubung negara Indonesia atas nasib manusia Papua?<br /> Bagimana nilai manusia Papua di mata pemerintah Indonesia?<br /> Apakah orang Papua tidak berhak hidup?<br /> Jika benar hukum, nilai dan agama itu ada, apa nilai yang tertinggi daripada nilai kemanusiaan?</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pertama, seperti ditulis sebelum seorang Jendral Ali Murtopo juga pernah mengatakan "negara tidak butuh manusia Papua, yang dibutuhkan adalah adalah kekayaan alamnya saja".</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Kedua, pernyataan luguh, lucu, memalukan, tanpa punya hati nurani atas kemanusiaan dan tentu dari watak penjajah terhadap orang Papua ras Negroid Melanosoid etnis Melanesia yang oleh seorang Jendral Luhut Panjaitan tersebut suatu keberhasilan dari negara Indonesia yang mana berhasil melakukan "genocida". Bukti menurut data BPS Prov. Papua OAP dan Non OAP 48% banding 52%. Sehingga orang Papua mau keluar dari Tanah Papua pun tidak ada kerugian bagi negara Indonesia.<br /> Ketiga, pemahaman budaya Papua seorang Wiranto memalukan dan merendahkan orang Papua. Seolah ribuan nyawa yg terbunuh itu bisa diselesaikan dengan bakar batu.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Bukan rahasisa, jika pemerintahan Jokowi lebih pada kebudayaan orang Papua. Namun kemudian hal itu (bakar batu) tidak bisa melegitimasi (cuci tangan) atas sejumlah kejahatan kemanusiaan di Papua Barat.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Lawan MILITERISME.<br /> Menangkan kedaulatan Rakyat!</div> </div>

Kesombongan Jenderal Sambil Melakukan Kekerasan Militer di Papua

Oleh: Ney Sobolim Duluh dengan semangat dan nafsu penjajahannya seorang Jendral bernama Ali Murtopo pernah berkata "kalau orang Pa...

Read more »

Indonesia Akan Memotong Lidanya Sendiri Kalau Terus Berbohong

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHN_grXwkuXwO855FAG-pWJub0RTkbTBUAIwUMlMyLQ3REZbW7jL1-31tv2b9LwhVOjL6gSKT0w_UHt6v0CFNiQLvQGUTB7Ydfsy2LRqunSNRG_wWphKEIRmNr2AMiEIVgeh2K8bQFAQ8/s1600/sy.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="366" data-original-width="672" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHN_grXwkuXwO855FAG-pWJub0RTkbTBUAIwUMlMyLQ3REZbW7jL1-31tv2b9LwhVOjL6gSKT0w_UHt6v0CFNiQLvQGUTB7Ydfsy2LRqunSNRG_wWphKEIRmNr2AMiEIVgeh2K8bQFAQ8/s320/sy.jpeg" width="320" /></a></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Saudara-saudara dalam grup ini, ada yang masih ingat pernyataan saya hampir dua kali. "Indonesia akan memotong lidahnya sendiri kalau terus berbohong kepada komunitas internasional tentang apa yang dilakukan Indonesia di West Papua".</div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Saya heran, setelah membaca komentar dari Yunus Wonda, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua. Pak Wonda pertanyakan dimana 30 pelabuhan baru, 4.325 kilo meter pembangunan jalan, pendidikan gratis, pertumbuhan ekonomi 9,21% dan perbaikan kesehatan.(Sumber: Jubi, 10 Oktober 2017).</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Saya juga katakan diplomasi marah-marah dan tunjuk-tunjuk jari di forum PBB pada akhir Nopember 2017 di New York itu diplomasi yang tidak cerdas dan tidak beretika dan juga tidak bermartabat. Lebih memalukan lagi adalah diplomasi berbasis kebohongan/penipuan tentang situasi West Papua.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Saya harap, kalau para penguasa Indonesia masih ada hati nurani, lebih jujur dan terbuka mengatakan bahwa Indonesia gagal membangun West Papua. Ini lebih terhormat daripada terus berbohong.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Rakyat dan bangsa West Papua tidak butuh 30 pelabuhan, jalan berkilo-kilo. Bangsa West Papua berjuang untuk Merdeka sebagai bangsa berdaulat di atas tanah leluhur mereka.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Bangsa West Papua mampu dan sanggup membangun jembatan dan jalan dan jembatan tanpa Indonesia yang berwatak korup, penipu dan juga pembunuh.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>(Gembala Dr. Socratez Yoman)</b></div> </div>

Indonesia Akan Memotong Lidanya Sendiri Kalau Terus Berbohong

Saudara-saudara dalam grup ini, ada yang masih ingat pernyataan saya hampir dua kali. "Indonesia akan memotong lidahnya sendiri kala...

Read more »

Chaves: Kita Selamatkan Planet Hanya Dengan Sosialisme

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6zvLlVvOnMlM6X_qQSe6vahZZ2Ff19oJvpo3yF2BWk_ZPj2JfhWAnDjloCOEb8REdtFJLU4TjcNQGY6BdICBqJdWZ1iiq3u8aHnW0Y0o6ZFqYu7yZOdSbKB30wmf4aLps0GzJvQiNiWI/s1600/cv+dan+vk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="660" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6zvLlVvOnMlM6X_qQSe6vahZZ2Ff19oJvpo3yF2BWk_ZPj2JfhWAnDjloCOEb8REdtFJLU4TjcNQGY6BdICBqJdWZ1iiq3u8aHnW0Y0o6ZFqYu7yZOdSbKB30wmf4aLps0GzJvQiNiWI/s400/cv+dan+vk.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dua pemimpin Sosial Fidel Castro dan Hugo Chaves</td></tr> </tbody></table> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><i>Kita mungkin dalam dunia yang demokratis Mungkin sistem dunia adalah perwakilan Bisakah kita mengharapkan sesuatu yang demokratis dan representatif dalam sistem dunia saat ini Di planet ini kita hidup dalam kediktatoran kekaisaran dan kami mencela lagi dari mimbar ini:??? dengan kediktatoran kekaisaran, dan bahwa masyarakat, demokrasi dan persamaan hidup di planet ini, dan apa yang kita lihat di sini adalah cerminan dari semua ini: pengecualian.</i></b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Beberapa mungkin mengatakan, Bapak Presiden, bahwa momok menghantui Kopenhagen, untuk parafrase Karl Marx, besar Karl Marx, momok menghantui jalan-jalan di Kopenhagen, dan saya pikir hantu ini mengembara ruangan ini dalam diam, itu melayang di ruangan ini, antara kami , melalui koridor, keluar dari bawah, itu adalah hantu menakutkan bahwa hampir tak seorang pun ingin menyebutkan: kapitalisme adalah momok, hampir tak seorang pun ingin nama dia. Ini adalah kapitalisme, kita merasa menderu disini di luar masyarakat. Saya membaca beberapa ungkapan tertulis di jalan, dan slogan-slogan ini, beberapa di antaranya saya dengar dari dua anak muda yang masuk, saya mencatat dua. Yang pertama adalah 'Jangan ubah iklim, ubah sistemnya'. Aku akan kembali ke sini untuk kita. Kami tidak mengubah iklim, kami mengubah sistem! Maka kita akan mulai menyelamatkan planet ini. Kapitalisme, model pembangunan yang merusak ini mengakhiri hidup, mengancam untuk mengakhiri spesies manusia. Dan slogan kedua mendorong refleksi. Sejalan dengan krisis perbankan yang melanda, dan terus berlanjut, dunia, dan bagaimana negara-negara kaya di Utara membantu menyelamatkan bankir dan bank-bank besar di AS, kehilangan bagaimana astronomi itu Itulah yang mereka katakan di jalanan: jika iklimnya adalah sebuah bank, mereka pasti sudah menyimpannya.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Orang kaya menghancurkan planet ini. Apakah mereka pikir mereka bisa pergi ke planet lain saat mereka menghancurkan ini? Apakah mereka punya rencana untuk itu? Sampai sekarang, di cakrawala galaksi, tidak ada yang dilihat sebagai bumi. Tesis kapitalisme, perkembangan tak terbatas, adalah model yang merusak, mari kita menerimanya. Kami meminta orang-orang dari kerajaan dunia, untuk mereka yang mengaku terus mendominasi dunia dan kami, kami meminta mereka yang agresi dan perang. Tidak ada lagi kekaisaran pangkalan militer atau kudeta, kita membangun iklim ekonomi dan sosial yang lebih adil dan ketertiban merata, memberantas kemiskinan,tingkat tinggi menderita emisi, kita berhenti degradasi lingkungan dan menghindari bencana besar perubahan iklim. Tujuannya menjadi lebih bebas dan solid.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Satu-satunya cara yang mungkin adalah bahwa sosialisme, hantu lain yang berbicara Marx, yang satu ini menggantung di sekitar sini, sosialisme, ini rusak, ini adalah arah untuk keselamatan planet ini, saya tidak memiliki baik yang paling tidak diragukan, dan kapitalisme adalah jalan neraka dan kehancuran dunia. Sosialisme, dari Venezuela ini, oleh karena itu terancam oleh kekaisaran Amerika Utara. Dari negara-negara yang membentuk ALBA, dorongan Bolivarian Alliance, saya mengatakan ini dengan hormat, tapi dari kedalaman jiwa saya, dalam nama banyak di planet ini, yang kita sebut pada pemerintah dan orang-orang di bumi, untuk parafrase Simón Bolívar, El Libertador: jika sifat destruktif kapitalisme menentang, maka kita akan memeranginya, kita akan lakukan sehingga kita taat, kita tidak menunggu dengan tangan terlipat kematian manusia. "</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 6px;"> <b>~ Dikutip Pidato Hugo Chavez di KTT iklim di Kopenhagen, 16 Desember 2009</b></div> </div>

Chaves: Kita Selamatkan Planet Hanya Dengan Sosialisme

Dua pemimpin Sosial Fidel Castro dan Hugo Chaves Kita mungkin dalam dunia yang demokratis Mungkin sistem dunia adalah perwakilan Bisak...

Read more »

Selamat Tanah Papua

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Oleh : Pendeta <a class="profileLink" data-hovercard-prefer-more-content-show="1" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100012553082686&extragetparams=%7B%22fref%22%3A%22mentions%22%7D" href="https://www.facebook.com/wanma.hans?fref=mentions" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;">Wanma Hans</a> (Mantan Ketua Klasi Wondama)</div> <div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-top: 1em;"> ( Sebuah refleksi histori mengenang kata-kata dominee I.S. Kijne dalam Nyanyian Rohani <span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">121 dan 120 )...</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #666666; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Beliau duduk di Bukit Aitumieri Teluk Wondama sambil memandang ke Teluk Mujizat di saat matahari pulang ke ufuk barat di kampung Dusner... Kijne mengenang perjalanan hidupnya mengelilingi Tanah Papua selama 35 Tahun ( 1923-1958 )...</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Ia menulis dalam beberapa buku.. KE MANA NIEUW GUINEA, ALASAN YANG HIDUP, KOTA EMAS dan EFATA...</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Tanah Nieuw Guinea West Papua sangat kaya dengan memiliki topografi, flora dan fauna..dari timur ke barat..utara ke selatan.. dari ekor hingga kepala dan leher burung.. ada mengalir sungai2 besar Mamberamo yang bermuara di Pacifik..sungai Lorentz Mapi Digul Utumbue... gunung dan hamparan hutan yg luas dan tak terkirakan...</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Emas, tambaga, minyak bumi dan kekayaan alam lainnya berhamburan ( Rohani 120 )..semua ini membuat bangsa-bangsa di dunia datang dengan maksud tertentu membonceng injil, pendidikan dan peradaban serta kapitalisme yang merupakan sumber konflik yang berawal dari kedatangan pelaut-pelaut asal Eropa 1527-1779.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Tanah yg manusianya hidup di gunung, lembah pulau, muara sungai, rawa, hutan belantara, pesisir, perahu, hingga suku Korowai yg hidup di pohon dan dengan sebuah isu dibedakan menjadi manusia pante dan gunung utk menghancurkan persaudaraan kita...padahal Kijne mengatakan BANGSA PAPUA mempunyai sifat dasar yang berabad-abad mampu melestarikan keberadaannya yaitu mengatur dan memimpin dirinya sendiri hingga bangsa lain yang datang ke tanah dan negrinya termasuk kaum penjajah Indonesia cs, kolonial Belanda misionaris pedagang hingga tukang bakso dan TNI POLRI yang datang merusak budaya dan persahabatan kita.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Ketika Orang Papua melihat hak dasarnya tidak dihargai bahkan sekalipun ia dibunuh dan diintimidasi ..dia hanya diam.. menyendiri sifat acuh tak acuh..apresiasinya adalah melarikan diri ke hutan hingga meninggalkan tanah dan kampungnya pulang ke Negri Orang alias Sup Bondi.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Bangsa Biadab Belanda dan Indonesia ..terutama sebuah persetujuan pada tahun 1660-1779 oleh Sultan Tidore dgn pelaut Inggris James Cook yg katanya Belanda akan berkuasa lewat benteng Forth du Bus di Teluk Triton 1828-1920 sehingga Papua adalah tertorial Belanda sekalipun dia menjajah Indonesia 350 tahun... Papua tidak dijajah.<br /> Kedaulatan Belanda di Papua direbut Jepang 1942-1944... Amerika merebut 1944-1945 dan dalam kefakuman ini.. Indonesia mulai menggunakan kesempatan IBLIS bersama PBB lewat Konferensi Den Haag KMB oleh Soekarno tetapi Belanda tetap mengklaim hingga mengakui kedaulatan Indonesia 27 Desember 1949... Ratu Yuliana tetap mengklaim Papua sebagai wilayahnya.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Tahun 1957 Indonesia memasukan 4 Resolusi ke PBB tetapi tidak berhasil dan BANGSA IBLIS INDONESIA melalui Soekarno memulai dengan fase ke 3 yaitu DIPLOMASI DAN ANCAMAN MILITER... masalah Papua semakin sengit.. 1 Desember 1961 Papua Merdeka dengan Nieuw Guinea Raad.. kita punya mata uang, lambang negara, lagu kebangsaan, wilayah dan pemerintahan sendiri..???</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> 20 Januari 1962 terbentuklah Komanda Mandala dipimpin Soeharto dengan ketegangan antara Blok Barat Amerika dan sekutunya melawan Blok Timur Uni Sovyet, Cina cs. Washington ketakutan sebab Indonesia menjalin hubungan mesra dengan dgn Blok Timur sedangkan Amerika sudah memikirkan harta karun di gunung Grasberg  yang membuat tanggal 21 Februari 1962 Soekarno bertemu Jhon F. Kennedy menyelesaikan masalah Papua yg kita akan kenal dengan New York Aggremeent 15 Agustus 1962 tanpa melibatkan orang Papua. Semua ini berawal dari pertemuan gelap di Bali bersama saudara Jhon Kennedy, Roberth Kennedy, Presiden Rusia Nikita Kurchev dan Pimpinan Komunis Cuba Guevara dan akan dilanjutkan di Belanda.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Salah satu keputusan rahasia adalah menyerukan kepada Ratu Belanda sehingga tuan Kijne dan Gubernur Papua YPK van Euchoud harus tinggalkan Papua sebab keduanya menjadi ancaman dan membangun nasionalisme di Papua... sehingga awal September 1958 Kijne diprintahkan secara paksa utk pulang ke Belanda karena kepentingan politik dunia dan Papua.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Dengan demikian hak bangsa Papua mulai dipermainkan oleh penguasa bangsa Indonesia dan Amerika...dengan bintang tamu PBB.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Agustus 1968 PBB tiba di Papua dan Indonesia mengklaim Papua adalah bagian dari NKRI lewat manipulasi PEPERA dan 1 Mei 1963 ribuan militer diturunkan utk mengancam dan membunuh orang Papua bahkan mencuri botol2 minuman, kaleng kornet beef yg dijadikan pagar di kintal rumah sebab mereka belum pernah melihat botol2 yg indah di Jawa... orang tua saya menceritakan beberapa tentara Siliwangi yg masuk di rumah kami di Wasior dan mencuri kaleng kornet dan margarine serta harta benda kami ( dasar manusia kolong jembatan ).</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Hal ini memperlihatkan betapa banyaknya orang Indonesia yg tidak mengerti masalah di Papua..coba simak pidato Presiden Soekarno dlm sidang BPUPKI 11 Juni 1945 bahwa wilayah Indonesia dr sabang sampai amboina... ini pun belum cukup... sekalipun kita tidak dilibatkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, 17 Agustus 1945, KMB 1949 New York n Roma Agreement hingga OTSUS dan Hak-Hak Dasar Orang Papua.... tapi betapa BODOHNYA BANGSA INDONESIA DAN ORANG PAPUA YANG SUKA MENJILAT PANTAT BANGSA MELAYU INI membuat seakan-akan kita adalah ORANG INDONESIA ????</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Tanggal 7 Maret 1910 membuktikan bahwa Papua menjadi bahagian dari Pemerintah Kerajaan Belanda dan tidak ada 1 HUKUM di dunia yg menyebutkan bahwa kita bagian dari NKRI !.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Dengan demikian atas nama Tanah dan Bangsa Papua... Kami mengutuk Soekarno dan Soeharto serta Keturunannya yg pertama hingga ke 7 beserta semua orang Indonesia menumpahkan darah Bangsa Papua.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Perjuangan Papua lewat diplomasi dalam dan luar negri.. atau perjuangan di atas kertas hingga hutan belantara bahkan sampai ke Gedung PBB akan Kami lakukan hingga titik darah penghabisan.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Jangan ada perbedaan antara pantai dan gunung sebab KITONG SEMUA BANGSA PAPUA RAS MELANESIA BUKAN BANGSA MELAYU PENIPU DAN PENCURI. Tapi harus ingat bahwa tidak semua orang Indonesia adalah penipu dan pembunuh sebab masih ada sodaramu di Batak Jawa Kalimantan Sangihe Manado Poso Toraja dan Ambon yg berjuang untuk tanah dan bangsamu sebab BANGSA PAPUA TUNTUT HAM TAPI JANGAN BERJUANG DAN MELANGGAR HAM !!!</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Kijne bilang di Nyanyian Rohani 121:2 ..YANG MERUSAKKAN HAK DAN KEADILAN TENTU TENTU TENTU KELAK DIHAPUSKAN...</div> <div style="font-family: inherit; margin-top: 1em;"> Selamat berjuang untuk sebuah kebenaran sahabat-sahabatku...!</div> </div> </div>

Selamat Tanah Papua

Oleh : Pendeta  Wanma Hans  (Mantan Ketua Klasi Wondama) ( Sebuah refleksi histori mengenang kata-kata dominee I.S. Kijne dalam Nyanyi...

Read more »

Kapitalis Global dan Kolonial Indonesia Menindas Rakyat Papua

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <b>Oleh: Victor Yeimo</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAqjvtcfHhs0bTBL5nPtmVq6L5NLn7kCtP_fQMr28raZkjppaxIFJS4w4pg2SgYrUsBdSdANxsPMzpJic59C-aX_o07201vwS3XhgWdLkuyDh2hQhz2RZ70tNsUh88ZiB9Et7NfCMyGX8/s1600/qr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="658" data-original-width="658" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAqjvtcfHhs0bTBL5nPtmVq6L5NLn7kCtP_fQMr28raZkjppaxIFJS4w4pg2SgYrUsBdSdANxsPMzpJic59C-aX_o07201vwS3XhgWdLkuyDh2hQhz2RZ70tNsUh88ZiB9Et7NfCMyGX8/s320/qr.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Victor Yeimo, Ketua Umum KNPB</td></tr> </tbody></table> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> Kita berupaya memenuhi kebutuhan dasar (makan, minum, pake) dengan terpaksa tunduk di bawa kolonial dan kapitalis, sambil meninggalkan corak produksi lama (berkebun, berburu/beternak/mencari ikan). Ada yang bilang ini konsekuensi logis yang mau tidak mau, suka tidak suka, harus dihadapi. Zaman sudah beralih ke corak produksi moderen. Lantas, apakah kolonial dan kapitalis telah berhasil transfer teknologi ke tangan rakyat Papua untuk bisa memuhi kebutuhannya? Tidak! sekali Tid<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">ak!</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Kolonial dan kapitalis hanya berhasil menciptakan budaya konsumersisme, ketergantungan akut pada produk kolonial dan kapitalis. Mereka justru salahkan kita: "karena kamu tra punya kualitas SDM,"katanya. Setelah berpendidikan dengan gelar muka belakang, mereka paksa kita tunduk jadi budak di bawa sistem kolonial dan kapitalis, sambil produksi sandang , pangan dan papan dikelola dan dijaga oleh kekuatan negara. Setengah abad di bawah kolonial dan kapitalis trada produksi pangan satu pun yang dikelola dan dinikmati oleh orang Papua sendiri.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Karena ekonomi adalah pangkal dari politik dan sosial budaya, maka mereka atur rakyat Papua saling baku benci, iri dendam, dan baku bunuh tagal Pilkada. Mereka rekrut dan perdayakan orang Papua untuk menjadi informan, jadi milisi sipil, sambil menjual dan membunuh sesama anak negeri. Mereka kuras emas tembaga, lalu kuras tenaga kerjanya, lalu mencampakan/membuang begitu saja dari perusahaan kolonial dan kapitalis, dsb.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Kita, rakyat Papua, pada posisi ini tidak hanya terperangkap, dan tertindas begitu parah, tetapi lebih dari itu sistem dan corak produksi moderen yang berwatak kapitalis-kolonialis, menghancurkan pola pemanfaatan dan pemenuhan ekonomi. Kita yang seharusnya memenuhi kebutuhan secukupnya dan selebihnya berbagi, berubah menjadi pengguna (konsumen) yang tamak, penuh hedonis, diluar kewajaran sebagai manusia. Kita yang seharusnya kolektif dalam pengelolahan dan distribusi produksi beruba menjadi individualis yang congkak dengan tunduk pada kolonial dan kapitalis untuk mencapai keuntungan pribadi.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Saya yakin dengan kita usir kolonial dan kapitalis dari tanah air West Papua, kita dapat kembali merekontruksi corak produksi kita, untuk menciptakan kesetaraan dan kedamaian bagi negeri West Papua.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Penulis adalah Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat [KNPB]</b></div> </div>

Kapitalis Global dan Kolonial Indonesia Menindas Rakyat Papua

Oleh: Victor Yeimo Victor Yeimo, Ketua Umum KNPB Kita berupaya memenuhi kebutuhan dasar (makan, minum, pake) dengan terpaksa tund...

Read more »

Kompetisi antar Konstisusi Menghambat Misi Bangsa Harapan Rakyat

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <b>Oleh: Yasons Sambom</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD9w-hV_O0rVjRdItRcx3S2gWth-MDrsdPk2R13bSJiqsY1HzI1SFIcRgONDdNrpurTF39a_s5BKN7-350JpouTHn4wj9Jxputs6YFwHR2OrrqoOtuGvNQjdmQSu2kLcyOBYtAWUZpN6o/s1600/22154312_1372263899539069_4368024209937138485_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="200" data-original-width="200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD9w-hV_O0rVjRdItRcx3S2gWth-MDrsdPk2R13bSJiqsY1HzI1SFIcRgONDdNrpurTF39a_s5BKN7-350JpouTHn4wj9Jxputs6YFwHR2OrrqoOtuGvNQjdmQSu2kLcyOBYtAWUZpN6o/s400/22154312_1372263899539069_4368024209937138485_n.jpg" width="400" /></a></div> <i><b>"Apa yang terjadi? “terhambat perjuangan misi utama kemerdekaan bangsa Papua, cerai berai alias (tidak ada persatuan), saling mempersalahkan dan utamakan perjuangan demi memenangkan konsep konstitusi. Pentingnya mengatasi atas akan terjadinya dampak buruk pada internal organisasi perjuangan”.</b></i></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <i><b><br /></b></i></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Manuver Intelejen pada Target Organ Gerakan Perjuangan</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><br /></b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Indonesia telah dan sedang upaya keras menghalangi perjuangan Papua Merdeka, dengan berbagai cara, penerapan metode yang dimainkan manuver politik pada gerakan politik Papua Merdeka pun dengan cerdik. Salah satu target yang diharapkan colonial adalah, perpecahan dalam internal organisasi. Caranya menggunakan pendekatan kepada pejuang, menciptakan organisasi, menetapkan tujuan perjuangan. Menjaring anggota dengan dogrin-dogrin atas nama Papua Merdeka.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Misi perjuangan dengan sengaja, dibuat colonial seakan benar-benar organisasi perlawanan kepada system pemerintahan Negara penjajah. Akan tetapi dengan target bahwa yang paling mudah menghalangi langkah perjuangan oleh penjajah. Sebab dengan tujuan agar sumber daya manusia dalam perjuangan supaya terbagi dalam target colonial dan menjadi perlawanan terhadap organisasi perjuangan yang benar-benar melawan system pemerintahan Negara, targetnya melemahkan gerakan perjuangan.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Penjajah manfaatkan situasi internal gerakan, ketika mengalami krisis munculnya pro dan kontra dalam agenda perjuangan, itu yang dinantikan peluang bagi intelejen penjajah. Maka target tersebut benar-benar dimanfaatkan intelejen pada orang-orang penting melalui pengikutnya. Melemparkan umpan dengan persoalan yang tidak-tidak, dan menghasut dengan kata-kata propaganda. Kadang para pejuang konsumsi langsung informasih propaganda yang dilontarkan penjajah. Kemudian terjadi saling tuduh menudu, sehingga program kerja organ gerakan terjadi pinsang, tidak terlaksana optmal sesuai harapan keputusan forum. Sampai pada terjadi hal yang sulit diatas.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Dari hal tersebut sedang berjalan, manuver penjajah demi mempertahankan keutuhannya semakin berhasil. Sementara langkah perjuangan kemerdekaan semakin memburuk. Hal serupa kadang bermain manuver dengan cara yang berbeda, oleh penjajah pada organisasi gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua. Namun kadang kala tak sadar, melihat hal tersebut, untuk menghindari ancaman internal dalam scenario propaganda itu.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> D<b>asar Problem yang Mempengaruhi Langkah Perjuangan</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><br /></b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Kompetisi konstitusi berdampak buruk pada langkah perjuangan. Perjuangan bukanlah sebuah pertandingan menang dan kalah diantara konstitusi. Konstitusi Negara adalah sebuah syarat mendirikan sebuah Negara baru. Tujuan perjuangan kemerdekaan bukan memenangkan konstitusi dalam langkah perjuangan. Kini internal gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua, berdampak buruk menurut kaca mata penulis. Akar persoalannya, bukan karena individu atau organisasi melainkan, ketergaitan didorong sebab dasar pikiran, kompetisi dilatarbelakangi oleh konstitusi Negara masing-masing, dalam gerakan internal perjuangan Papua Merdeka.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Konstitusi yang dimaksud, seringkali perdebatan terjadi diantaranya: Konstitusi Sementara Republik Papua Barat, Tahun 1971, Versi OPM-TPN. Konstitusi Republik West Papua, Versi TRWP. Konstitusi Negara Federasi Republik Papua Barat, Versi Kongres Rakyat Papua III. Dan Konstitusi Negara Republik Papua Barat, Versi WPNCL. Masing-masing konstitusi yang disebutkan diatas adalah memiliki susunan cabinet pemerintahannya dan konsep system pemerintahan yang berbeda. Sebenarnya tujuan utama, bukanlah perjuangan memenangkan konstitusi dan cabinet pemerintahan.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Sesungguhnya tujuan utama adalah bagaimana Papua Merdeka, dari penjajahan colonial Indonesia. Soal konstitusi dan cabinet serta system pemerintahan, bisa dibuat pada masa pemerintahan teransisi, atau ketika masa pembinaan oleh badan PBB. Sementara untuk pemilihan bebas penentuan nasib sendiri rakyat bangsa Papua, belum mencapai kepastian. Katakana saja dalam proses perjuangan kesana, yang menjadi penghambat untuk mendapat kepastian pemilihan bebas terhalang, akibat problem internal perjuangan. Apalagi isu tunggal perjuangan pun sangat berbeda, tidak pada satu arah justru membingunkan bagi pendukung masyarakat internasional.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pada tahun-tahun sebelumnya, tak nampak kompetisi atas kontitusi, akan tetapi kini ketika meningkatnya dukungan perjuangan di manca Negara, pada umumnya Internasional dan ketika diperdebatkan pada parlemen dunia yang disebut PBB serta di MSG dan PIF. Munculah perlombaan demi meloloskan agenda masing-masing pada forum ULMWP yang baru dibentuk pada 2014 lalu itu. Terlihat jelas perannya kompetisi masing-masing pada artikel penulis yang lalu dengan judul: Kompetisi Tiga Faksi VS ULMWP Menuju Pada Final KTT MSG 2016.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Intelejen Manfaatkan Peluang, Bermanuver Perang Saraf</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pada akhir bulan tahun 2016, beredarnya pada <i>social media</i> sebuah rancangan undang-undang revolusi West Papua, merupakan peluang bagi penjajah. Ketika itu pandangan beberapa faksi yang berbeda paham pada landasan konstitusi itu, terjadi bertentangan. Sementara kondisi itu menanggapi serius beberapa media nasional Indonesia menyebutkan bahwa UURWP merupakan HOAX, sebagaimana budaya media nasional Indonesia. Namun selain itu, justru intelejen meruba pola strategi untuk menghantam organisasi gerakan, agar perpecahan internal terjadi, adalah target utama penjajah selain menghalangi diplomasi internasional melalui PNG dan FIJI di MSG atau pada umumnya kawasan Pasific.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Tidak lama kemudian baru-baru ini, pro dan kontra muncul lagi terkait petisi global. Namun di West Papua sendiri mengalami dampaknya pada internal gerakan perjuangan, yang dimaksud disini akibat pro kontra. Kondisi ini terbaca oleh intelejen Indonesia, kemudian memanfaatkan hasutan lebih memburuk melalui akun-akun facebook palsu. Menghantam para pejuang, hal tersebut tak sadar konsumsi oleh pejuang dan saling tuduh menuduh, sampai dengan tersebar hal sensitive itu di group-group dan status social media.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Terbukti, medang perang saraf kini menggunakan tegnologi internet, pejuang telah terkanggu secara mental. Dalam perlawanan medan perang saraf melalui sarana IT, telah berhasil manuver intelejen Indonesia, selain itu meluncurkan beberapa website propaganda seperti papuanews.co.id, dan lain-lain terus berperan aktif. Tidak mengantisipasi, pembusukan terhadap perjuangan Papua Merdeka terus bejalan di social media, para pengguna facebook masyarakat umum, menurunnya dukungan dan semangat perjuangan. Diskusi melebar kalangan masyarakat dan pejuang, tak sadar kalau itu adalah sebuah scenario memanfaatkan kondisi krisis internal dari pro dan kontra, sebagaimana dimkasud diatas.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Para pejuang terjebak, dalam sekanaro propaganda intelejen. Sementara tidak sadar keuntungan dan kerugian dari penggunaan social media, dari postingan hal-hal yang menyangkut persoalan internal organisasi. Secara tidak sadar persoalan sebenarnya sepele, namun justru membesar-besarkan oleh pejuang sendiri.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Kerugiannya bukan secara individu antara seorang yang menyampiakan emosinya dan pada orang yang ditunjukan pesannya, tetapi social media adalah sarana umum yang diketahui oleh jutaan dan ribuan orang teman yang mengikutinya, apalagi di group. Dampaknya bagi pembaca menganalisa dengan pemahaman yang berbeda, sehingga kerugiannya pada perjuangan Papua Merdeka. Sementara keuntungan adalah bagi yang melontarkan emosionalnya, rasa puas bila melontarkan emosinya, melalui postingan pada status facebook dan tidak sadar kalau menyesatkan pembaca lain dan memberikan bahan diskusi kalangan umum. Hal tersebut justru semakin memburuk pada dukungan rakyat terhadap perjuangan.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Papua Ikut Jejak Pengalaman Buruk Sejarah Indonesia</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><br /></b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Perjuangan kemerdekaan bangsa Papua, akan mengikuti jejak pengalaman buruk perjuangan Indonesia. Kekuatran ini muncul ketika, mengamati dalam peroses perjuangan ini menunjukan akan terjadi kemangkinan. Yang dimaksud disini adalah sang dictator seorang proklamator Indonesia menggulingkan beberapa, petinggi militer yang menjadi pertentangan dengan proklamasi republic Indonesia. Proklamator Republik Indonesia dengan kekuatan militer meruba situasi untuk memperkuat landasan konstitusi.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Mereka yang beda paham walaupun memiliki kekuatan militer yang sama, tetapi bantuan dan dorongan pihak yang berkepentingan, bekerjasama dapat takluhkan, kekuatan kelompok yang bertentangan atas Republic Indonesia. Cara yang sadis terjadi pada waktu itu, adalah membunuh serta penjarakan tujuh jenderal, yang mempunyai konsep negara yang bertentangan. Selama Indonesia dijajah oleh Belanda, Indonesia telah dewasa. Hal yang sama terapkan terhadap penjajahan bangsa Papua, Indonesia menciptakan beberapa konsep negara seperti Belanda menerapkan strategi kepada Indonesia, itu terbukti hari ini di Papua.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Ancang-ancang memulai konflik itu, sebelum tujuan utama kemerdekaan bangsa dimenangkan, ini adalah cara penjajah mencerai-berai persatuan dalam perjuangan. Akan tetapi tak sadar, penjajah menanam bibit konflik untuk masa depan bangsa Papua, penjajah akan rawat dengan baik, akhirnya penjajah meninggalkan Papua kemudian antara pejuang Papua menjadi konflik besar-besaran mengikuti jejak sejarah Indonesia.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Oleh sebab itu, berharap tidak harus terjadi atas bangsa Papua, maka dengan tenang manghadapi, melangka focus pada agenda perjuangan. Utamakan tujuan utama hak penentuan nasib sendiri, dan hal-hal yang menjadi dampak buruk dalam perjuangan, dengan berjiwa besar dan rendah hati tinggalkan. Selanjutnya dengan solid focus pada tujuan utama perjuangan bangsa, jangan terus bermain-main manuver kompetisi atas rancangan konsep negara masing-masing, entah secara individu dan organisasi.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Kesimpulan</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Walaupun tak sadar, problem tersebut dengan mudah selesaikan tertutup melalui evaluasi internal pada organisasi masing-masing. Namun sayangnya, emosional pejuang yang tidak mengendalikan diri menyebabkan persoalan membias. Akhrnya hal tersebut justru menjadi suatu yang sulit dapat dikendalikan. Sebagai manusia tentu dendam antar sesama itu akan mendekam pada individu yang bertikai. Maka akan berpengaruh pada kerja-kerja agenda terjadi tidak solid, adalah kesalahan fatal emosional yang tidak control. Akibat belum dewasa menghadapi, hal serupa. Maaf bukan mengurangi tetapi kenyataan. Mentalitas pejuang dalam menghadapi hal-hal demikian, sangatlah penting agar tidak terulang, sebab perjuangan belum selesai.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Semangat yang elan mengakibatkan tak control diri. Menyadari hal-hal yang memberi peluang bagi penjajah, untuk mendapat serangan balik perlu antisipasi. Berjuang hari ini, adalah tujuan mendirikan sebuah Negara. Perjuangan dalam organisasi, ada sebuah alat untuk kerja bersama pada satu misi. Sementara dalam proses perjuangan, mendewasakan kita bagaimana berorganisasi. Dari cara berorganisasi bila dipahami, maka akan mempermuda kita bagaimana pada praktek bernegara. Agar tak keliru juga ketika sesuda Negara baru West Papua, terjadi pada akhirnya dari upaya perjuangan kini.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Saran</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Perjuangan tujuan nasional kemerdekaan bangsa Papua. Perlu renda hati dan berjiwa besar, memposisikan diri sebagai bangsawan dan pejuang nasionalis. Tinggalkan egoisme dan sukuisme, focus pada agenda perjuangan. Tinggalkan pula hal-hal yang merugikan perjuangan, seperti yang terjadi baru-baru ini saling persalakan melalui social media. Jangan tanggapi, bila sesorang membuat hal serupa, kendalikanlah emosional pada pribadi dengan tenang.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Kepada rakyat Papua, diharapkan agar tidak terpengaruh oleh beredarnya kesalapahaman internal pejuang yang berkembang di social media. Sebab soal tuduh menudu di Sosial media bukan solusi akhir dari pernjelesaian persoalan, melainkan memperluaskan persoalan kepada orang yang tidak terkait dengan persoalan tersebut.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Hindari dari diskusi yang merugikan, membangun diskusi yang menguntukan perjuangan, saling mendukung sesama pejuang, saling mengakui kelemahan dan kelebihan sesama pejuang, adalah sikap renda hati yang wajib dimiliki seorang pejuang nasib seluruh rakyat bangsa Papua. Menjadi pejuang yang handal, yaitu seorang yang memiliki renda hati, berjiwa besar.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Apa prakteknya, ibarat pepata kata, “Barangsiapa yang relah mendaki puncak yang tinggi, akan pasti pula, kemudian kembali dimana awal mulai melangkah. Apabilah hari semakin gelap ataupun menghadapi situasi dan cuaca buruk”. Dimana awal memulai melangkah? Kembali dan apa yang harus dilakukan? Untuk memperbaharui perjalanan kemudian.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> </div>

Kompetisi antar Konstisusi Menghambat Misi Bangsa Harapan Rakyat

Oleh: Yasons Sambom "Apa yang terjadi? “terhambat perjuangan misi utama kemerdekaan bangsa Papua, cerai berai alias (tidak ada ...

Read more »

Dampak Globalisasi di Papua

<span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;"><b>Oleh: Markus Medlama</b></span><br /> <span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;"><br /></span> <span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;"><br /></span> <span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">DAMPAK GLOBALISASI DI PAPUA</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">(Antara Tantangan manfaat dan kerugian )</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">_________________________________________</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">Saya Bukanya pesimistis apalagi skeptis terhadap </span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #666666; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">perkembangan , namun dampak terhadap nasib manusia di dunia ketiga sangat negatif, dengan kata lain globalisasi dari sudut masyarakat yang tertinggal atau marginal menjadi objek ekploitasi dan ekspansi ideologis.<br />Seperti dalam globalisasi ekonomi, perdagangan melebarkan sayap kemana-mana, tetapi masih mendesakan fragmentasi dan perpecahan politik pada masyarakat tujuan (primitif, marginal) terutama yang sangat tertinggal secara manajerial, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mereka mudah dikuasai dan mudah dijarah (dicuri, dirampas ).<br />Masyarakat Papua dalam mensiasati globalisasi hanya dalam euforia negara besar yang memainkan isu atau wacana yang dibangun sebagai populer ,sehingga masyarakat Papua menelan mentah-mentah semua yang berbau eropa atau barat (yg lagi populer) sebagai barang konsumsi wajib tanpa dibutuhkan namun hanya karena dorongan keinginan (konsumeris) , maka pada akhirnya euforia ini mengakibatkan manusia yang dihasilkan adalah manusia masyarakat populis bukan Masyarakat kerakyatan.<br />Mungkin istilah yang saya gunakan kedengarannya aneh, yang saya dimaksud masyarakat kerakyatan adalah , masyarakat madani yang dorongan atau keinginan didorong oleh "bagaiman hidup bersama, semangat bersama sebagai rakyat senasib". Sangat sulit dalam ranah globalisasi , sebab yang ada dalam globalisaa sangat eksploitatif, manusia papua dalam situasi ini tidak menyadari atau tidak ada yang menyadarkan maka orang papua sebagai rakyat (folk) akan sudah dan sedang menjadi orang-orang yang konsumtif, individualis, materialistis selanjutnya globalisasi memproduksi manusia yang utopis . Globalisasi bagi papua tantangan sekaligus ,keuntungan sekaligus kerugian, tergantung bagaimana menyiasati dari semua elemen baik adat dan agama sebagai pengawas moralitas, dan kelompok petani, nelayan ,pegawai pemerintah dan kesehatan dan lainnya, dalm menyiasati globalisasi. Papua dapat dikatakan sebagai daerah perebutan ekspansi ideologi, ekploitasi ekonomi dan sumber daya alam . Upaya menyiasati globalisasi secara dalam dan menyeluruh oleh berbagai elemen akan memberi dampak yang baik bagi masa depan anak cucu.<br />-------<br />Analisa wacana globalisasi.<br />Ditulis di wamena 1 sepetember 2017</span>

Dampak Globalisasi di Papua

Oleh: Markus Medlama DAMPAK GLOBALISASI DI PAPUA (Antara Tantangan manfaat dan kerugian ) _________________________________________ Saya ...

Read more »

Ilmuwan Spinoza

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Dulu Inggris mengalami kesulitan menaklukan bangsa Arab. Mereka tidak paham karakter bangsa Arab karena tidak banyak referensi yang dapat dibaca. Lalu mereka mengirim Thomas Edward Lawrence (kemudian dikenal dengan Lawrence of Arabia), seorang arkeolog dan juga tentara ke Arab untuk melakukan penelitian. Melalui Lawrence of Arabia inilah kemudian Inggris dapat membaca kelemahan orang Arab dan mulai menyusun strategi dan taktik untuk<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;"> menaklukannya.</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Ketika masih menjajah kita, Belanda mengalami kesulitan menaklukan orang Aceh. Mereka kalah dalam berbagai pertempuran. Bila perang terus dilancarkan, Aceh tidak akan dapat ditaklukan. Oleh sebab itu Belanda mengirim Snouck Hurgronje ke Aceh. Tugasnya mencari kelemahan orang Aceh. Beberapa tahun kemudian jatuhlah Aceh ke tangan Belanda.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Tahun 40an Amerika Serikat gerah melihat Jepang dan ingin menaklukannya. Tapi mereka tidak mau gegabah. Jepang itu kuat. Sementara informasi tentang Jepang masih sangat sedikit. Waktu itulah Ruth Benedict memainkan peranannya. Ia punya pengetahuan tentang Jepang, yang kemudian diberikan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Tahun 1945 Jepang menyerah kepada Amerika Serikat.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pengetahuan tentang sebuah bangsa adalah modal dasar menaklukan bangsa itu.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Amerika Serikat juga pernah membuat proyek spionase berkedok riset ilmiah untuk menaklukan Amerika Latin yang diberi nama Project Camelot. Proyek yang punya nama asli _The Special Operations Research Office (SORO)_ itu menelan biaya sekitar $4 – 6 juta.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Siasat menguras informasi dari negara yang dijadikan sasaran penaklukan kemudian berubah. AS dan negara-negara Eropa memberikan beasiswa kepada anak-anak muda di negara sasaran untuk kuliah di negara mereka. Tidak ada makan siang yang gratis. Anak-anak muda itu kemudian disuruh melakukan penelitian di negara mereka masing-masing untuk tesis atau disertasi. Dengan demikian informasi camengalir ke tangan pemberi beasiswa.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Sekarang metodenya lebih canggih. Mereka membuat jurnal ilmiah bereputasi internasional. Melalui saluran birokrasi para akademisi di negara sasaran dipaksa menuliskan hasil penelitian mereka di jurnal tersebut. Hasilnya menakjubkan. Sekali tepuk dua nyawa. Bisnis jurnal bereputasi internasional mendulang keuntungan karena para akademisi korban harus membayar, di sisi lain mereka mendapatkan pula informasi tanpa harus mengeluarkan biaya.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Sekarang mereka tertawa-tawa. Sementara para akademisi yang berhasil dikadali tersenyum bangga, tanpa sadar bahwa mereka sebenarnya sudah membantu negara lain menemukan kelemahan bangsanya sendiri.</div> </div>

Ilmuwan Spinoza

Dulu Inggris mengalami kesulitan menaklukan bangsa Arab. Mereka tidak paham karakter bangsa Arab karena tidak banyak referensi yang dapat d...

Read more »

Pemilu Tidak Membuat Rakyat Berdaulat

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <b>Oleh: Yason Ngelia</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Qn8EAvmadDz3RFs7b8hoqQiGiCLpMnfaPpKNsPe4rhjuHbIdS33d9J6qdXuWE6Tra8f49WA3q_CpelkpWZ8_yjnlhO3IbojizpFBwjSYeBtq-kucgWkxIEJG69Rne_RDkE4Y_xIf0FY/s1600/sayur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="640" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Qn8EAvmadDz3RFs7b8hoqQiGiCLpMnfaPpKNsPe4rhjuHbIdS33d9J6qdXuWE6Tra8f49WA3q_CpelkpWZ8_yjnlhO3IbojizpFBwjSYeBtq-kucgWkxIEJG69Rne_RDkE4Y_xIf0FY/s400/sayur.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: Kondisi pasar Mama-mama Papua</td></tr> </tbody></table> <i><b>Kalau rakyat berdaulat, saya yakin pemimpin pemerintahan kita, apapun levelnya akan tunduk ketika bertemu dengan seorang pedagang pinang, atau hanya seorang nelayan miskin, atau seorang buruh miskin, atau hanya PNS kecil, bahkan hanya seorang ketua marga di kampung sana.</b></i><br /> </div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pemerintah akan tunduk, datang menghampiri, bahkan mengeluarkan senyuman pun dengan segan kepada masyarakat itu. Terlebih-lebih pemerintah merasa belum mampu mensejahterakan rakyat itu, a<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">tau belum mampu mewakili suara rakyat di parlemen sana.</span><br /> </div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Kalau rakyat berdaulat, mereka akan berani menyapa seorang pejabat pemerintah. Bahkan dengan sikap “cuek” sekalipun rakyat sanggup untuk itu. Sebab pemerintah itu tidak lebih dari seorang pelayan masyarakat, justru masyarakat adalah aktor utama bernegara ini. Rakyat adalah pemimpin..</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Tetapi yang kita lihat sebaliknya, orang di pemerintahan sana justru angkuh dengan sikap, seenaknya membuat kebijakan, membuat regulasi sesuka mereka. Bagi masyarakat yang tidak menerima itu akan dianggap musuh politik dari kekuasaan mereka.<br /> </div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Masyarakat seperti orang-orang yang sama sekali tidak tahu menahu tentang hidup dan kehidupan mereka sendiri. Baik buruknya pelayanan pemerintah, masyarakat harus menerimanya dengan pasrah.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Masyarakat hanya diberikan kesempatan untuk menunjukan kekuasaan mereka ketika ajang pemilu saja. Seolah-olah itu adalah saat dimana rakyat menunjukan kapasitas, bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat.<br /> </div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Padahal pemilu adalah satu mekanisme dalam negara penganut demokrasi belaka. Pemilu adalah salah satu bentuk ekspresi politik masyarakat secara konstitusional saja, karena undang-undang menginkannya. Pemilu itu tidak lebih bersifat seremonial saja di negara ini.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pemilu tidak membuat rakyat berdaulat</div> </div> </div>

Pemilu Tidak Membuat Rakyat Berdaulat

Oleh: Yason Ngelia Foto: Kondisi pasar Mama-mama Papua Kalau rakyat berdaulat, saya yakin pemimpin pemerintahan kita, apapun levelny...

Read more »

Surat Soekarno Kepada Jhon Kennedy Untuk Menjajah Papua

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuzba7_-PLoRIxVwsnQOswMdZGFnCtjqIglfkfTif52A3E2Iqm7uKzMvcEVAAnBlaR1uV0bRCJJSXh-Lk6A0LUucHp9V3hH_qmO0chz_jkAeaftIFVefhRqjQgL7OwiHueTba4kzAhewE/s1600/22383970_724582034417808_3732857162810819496_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="708" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuzba7_-PLoRIxVwsnQOswMdZGFnCtjqIglfkfTif52A3E2Iqm7uKzMvcEVAAnBlaR1uV0bRCJJSXh-Lk6A0LUucHp9V3hH_qmO0chz_jkAeaftIFVefhRqjQgL7OwiHueTba4kzAhewE/s400/22383970_724582034417808_3732857162810819496_o.jpg" width="281" /></a></div> <div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-top: 1em;"> Surat President Indonesia Sukarno ke President Amerika John. F. Kennedy yang memaksa Pengambil-Alihan Rekolonisasi Papua Barat sebelum dimas<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">ukan Belanda untuk disahkan di Sidang Majelis Umum PBB September 1962 menjadi Anggota PBB.</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #666666; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Berdasarkan Surat ini, maka John. F. Kennedy mengutus Diplomat AS Elsworth Bunker yang pura-pura beraktor sebagai Diplomat Utusan SEKJEN PBB baru U Thant memaksa Belanda untuk melakukan Perundingan Rahasia dengan Indonesia di Middleburg, Virginia tanggal 26 Maret 1962 untuk merancang Peralihan Administrasi Coloni West Papua ke Indonesia.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;"> Hasil Perundingan ini kemudian ditanda-tangani di Markas Besar PBB Tanggal 15 Agustus 1962 yang kemudian dikenal dengan nama Perjanjian New York.</div> <div style="font-family: inherit; margin-top: 1em;"> Dalam Surat Sukarno ini jelas bahwa Ia ingin Menjajah Papua (Recolonization).</div> <div style="font-family: inherit; margin-top: 1em;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-top: 1em;"> <b>Sumber: Jhon Anari</b></div> </div> </div>

Surat Soekarno Kepada Jhon Kennedy Untuk Menjajah Papua

Surat President Indonesia Sukarno ke President Amerika John. F. Kennedy yang memaksa Pengambil-Alihan Rekolonisasi Papua Barat sebelum d...

Read more »

Terjemahan Bebas Arti Lagu Papua BIN YEDI

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Catatan Awal</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><br /></b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pencipta lagu ini pastilah seorang pria bertanggung jawab yg sedang dikecewakan oleh wanita yg sangat dicintainya. Bukan tipe laki2 buaya darat yg suka mempermainkan para wanita. Bukan juga seorang pemuda dg cinta monyet. Tapi seorang pria bertanggung jawab yg sedang duka karena cinta sucinya dikhianati.</div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Judul lagunya Bin Yedi. Bukan insos yedi. Apa bedanya? Bin adalah wanita dewasa yg dihormati. Tdk ada kata insos syowi, yg ada bin syowi. Wanita murah hati. Bin bukan hal umur tp hal perilaku. Bin Yedi artinya wanita berperilaku baik dan dewasa yg kumiliki. Ketika penyair ini mengatakan "Bin Yedi, yaswar au kaku" itu artinya dia mencintai wanita itu dg singguh-sungguh, tdk main-2 karena kedewasaan, kebaikan si wanita.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Penyair mengawali syairnya dg kata "ro rob kankunes ine". Dlm bahasa Byak, ada dua kata mengenai menangis. Yaitu, kangkanes, artinya menangis dg air mata menetes atau berderai. Dan kankunes, menangis dlm diam tanpa air mata. Ro rob kankunes artinya di mlm sedih yg tanpa air mata ini. Kata dlm bahasa Indonesia yg mungkin cocok dg makma itu adalah di malam syahdu. Mlm penuh kesedihan yg diam dan hening tanpa air mata.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> penulis lagu ini sbg pria luar biasa dewasa karena dia menutup renungan malam syahdunya dg doa agar TUHAN tinggal menyetai wanita kekasihnya itu slamanya. Meski dia sangat kecewa karena dikhianati, dia tdk mengungkapkan kebencian, tdk mengutuk, tdk maki-maki. Dia mendoakan kekasih yg mengkhianati dirinya. Dia minta TUHAN sertai wanuta itu slamanya.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Syair Asli  Dalam Bahasa Biak</b></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b><br /></b></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> BIN YEDI</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> ro rob kankunes ine<br />yakon fasis ma yakara<br />kuker swaruser ayena<br />Bin Yedi yaswar au kaku</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> ro rob kankunes ine<br />kuker swaruser yenai wara<br />yaswar au Bin Ayedi<br />imbape, yabor yaberari</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Bin Yedi, sye Bin Yedi<br />wabur farbuk faro snon besesi<br />rasine yaswar au fama<br />imbape yabor yabera ri</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Bin Yedi, sye Bin Yedi<br />waburya be snon besesi<br />yor insa Mansren Kyonso au rawooo<br />isof... isof... isof fioro</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>TERJEMAHAN BEBAS</b></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>(WANITA) KEKASIHKU</b></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> di malam yang syahdu ini<br />ku duduk diam dan termenung<br />mengenang pedihnya cintaku<br />kekasihku, ku sayang padamu</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> di malam yang syahdu ini<br />kukenang cinta yg berlalu<br />sungguh kusayangi kau kekasihku<br />namun, apalah daya ku</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> kekasih, oh kekasih tercintaku<br />kau tinggalkanku tuk nikahi pria lain<br />meski sampai kini aku mencintaimu<br />aku tak mampu akan berbuat apa</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> kekasih, oh kekasih tercintaku<br />kau tinggalkanku tuk nikahi pria lain<br />hanya satu pintaku pada TUHAN<br />agar TUHAN sertamu slamanya</div> </div>

Terjemahan Bebas Arti Lagu Papua BIN YEDI

Catatan Awal Pencipta lagu ini pastilah seorang pria bertanggung jawab yg sedang dikecewakan oleh wanita yg sangat dicintainya. Bukan...

Read more »

Layanan RSUD Jayawijaya Mengkhwatirkan

<b>Oleh: Markus Medlama</b><br /> <b><br /></b> <b><br /></b> Ini kali kedua saya menulis tentang RSUD Wemena,<br /> Dari beberapa pengalaman pribadi dan cerita beberapa warga yang menjadi pasien di RSUD jayawijaya. Sebagian besar Pasien yang masuk di RSUD JAYAWIJAYA tidak tertolong alias meninggal dunia akibat , dari mendengar cerita dari seorang mantri dan beberapa pengalaman bahwa ada indikasi penyusupan perawat gadungan, dan pernah ada ketemu namun pihak RSUD tidak mendalami, entah kesengajaan atau kecolongan.<br /> Dan juga ada cerita menarik, ada pasien diperiksa di RSUD kemudian menanyakan dan periksa di luar (klinik) ternyata ditemukan penyakit yang beda bahkan obat yang diberikan berbeda.<br /> Ini adalah ,sebuah kegelisahan , akibat situasi umat Tuhan yang masuk RS bukan tertolong namun lebih banyak tambah parah keadaan bahkan  meninggal.<br /> Dan juga yang menjadi pertanyaan kenapa di RSUD JAYAWIJAYA saat ini lebih banyak direkrut perawat dan dokter non papua ???<br /> Pasti ada penemuan lain yang berbeda dari pasien maupun para aktivis.<br /> <br /> Saya membuat tulisan ini, agar RSUD JAYAWIJAYA dapt mengevaluasi persoalan layanan, mutu dan kualitas bangunan dan juga perekrutan karyawan, perawat, apoteker dan dokter.<br /> <br /> Silahkan ,berbagi info, agar kita melihat dunia kesehatan dan umat bisa tertolong.<br /> <br /> Dokter hanya mengobati Tuhan yang menyembuhkan.<br /> Jangan balik ,Tuhan beri kehidupan dokter yang membunuh.

Layanan RSUD Jayawijaya Mengkhwatirkan

Oleh: Markus Medlama Ini kali kedua saya menulis tentang RSUD Wemena, Dari beberapa pengalaman pribadi dan cerita beberapa warga yang me...

Read more »

Agar Tidak Mengira China Itu Imperialis

<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Danial Indrakusuma</span><br /> <span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span> <span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Cina adalah surga sub-kontraktor atau vendor barang-barang Amerika, Eropa, Spanyol, Jepang, dan negeri-negeri bermodal besar lainnya. Mereka mengerjakan order dengan petunjuk dan (bahkan) teknologi dari negeri-negeri maju yang meng-order. Dan sebagian besar modalnya pun milik negeri-negeri peng-order. iPhone yang harganya $300 di Amerika, dibagi $85 untuk dealer (di Amerika), $60 untuk Apple, dan untuk pekerja Cina (termasuk CEO nya) sekadar $2.61. Cina, kemudian (dalam transfer teknologinya, membuat modifikasi tiruannya dengan bahan dan kapasitas yang lebih murah sehingga harga dan kualitasnya lebih rendah. Hapir semua teknologi induk--formula/rumus, invention, inovation--ditahan atau menjadi milik/paten alias monopoli kapitalis-kapitalis besar di negeri-negeri maju tersebut. Jepang saja hampir sebagian besar adalah modifikasi atau pemwujud dari teknologi induk, formual/rumus, invention dan inovation teknologi yang dimonopoli kapitalis-kapitalis tersebut (imperialisme). Bahkan mesin-mesin canggih banyak yang tidak ditempatkan di luar negerinya. Apalagi di negeri-negeri berkembang--bahkan modal dan sarana-sarana produksinya pun dimiliki oleh asing, negeri-negeri berkembang hanya menyediakan tenaga kerja (sebagian besar non-skill), bahan baku, dan tansportasi (dalam jarak tertentu saja) dll. Selama puluhan tahun barang-barang Jepang yang murah (apalagi ada dumping policy, menjual murah di luar negerinya, menjual mahal di negerinya sendiri), merajai pasar-pasar negeri-negeri berdaya beli rendah seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin, bahkan Amerika dan Eropa (dengan ketentuan kualitas tertentu). Sekarang modal-modal kapitalis besar mencoba mengatasi ancaman tersebut melalui kaki-tangannya, yakni Cina dan Taiwan dll, untuk merebut pasar di negeri-negeri berdaya beli rendah. Cengkraman modal kapitalis-kapitalis besar akan lebih kuat dan besar bila melalui Cina dan Taiwan, ketimbang terhadap Jepang, yang mulai setahap demi setahap modal dan teknologi (modifikasinya) mulai melepaskan diri, namun tetap saja Jepang masih harus membayar royalti pada para kapitalis yang memonopoli teknologi induk, formula/rumus, invention dan inovation. Untuk menjaga pasar Amerika dan Eropa, mereka mendirikan Trans-Atlantic Trade and Investment Patnerahip (TTIP/ persekongkolan atau komplotan perdagangan dan investasi Trans-Atlantik), yang diprotes ratusan ribu rakyat Jerman dan 30-an ribu rakyat NZ. Dari mana kapitalis-kapitalis besar itu memperoleh teknologi induk, formula/rumus, invention dan inovation tersebut? Setelah krisis besar (over produksi atau excess Supply) tahun 1929-1932, ternyata tak bisa diatasi oleh cara Keynesian, maka pemerintah mensubsidi perusahaan-perusahaan yang bangkrut, mensubsidi komplek-komplek militer dan mensubsidi universitas-universitas. Komplek-kompleh militer dan universitas-universitas tersebut disubsidi dengan tugas sebagai research and development (penelitian dan pengembangan) teknologi barang-barang keperluan perang. Setelah teknologinya ditemukan, kemudian diserahkan kepada swasta sebagai produsen barang-barang terutama untuk kebutuhan perang. Dan barang-barang tersebut sudah pasti pembelinya: pemerintah. Sebagai contoh: modem pertama di dunia, merek Hayes, yang diproduksi swasta, adalah teknologi yang ditemukan dan dipasok dari kompleks militer. Bahkan Inggris sampai sekarang masih berutang pembelian perlengkapan perang tersebut. Maka ekonomi Amerika bangkit terutama sejak tahun 1940-1970. Sedangkan Jerman, setelah menyerap hasil revolusi industri dari Inggris, mulai menstandardisasi teknologinya dari utara hingga selatan Jerman--sampai-sampai bahasa pun diseragamkan. Dan Jerman memulai membangun teknologi induk, formula/rumus, invention dan inovation sendiri tapi berjalan lebih lambat. Percepatannya dilakukan oleh rejim Nazi dengan melakukan cara seperti Amerika--bekerjasama dengan para kapitalis dan militer untuk mengembangkan reserach and development. Yang mengagetkan adalah Rusia yang, setelah revolusi 1917, penduduknya masih sebagian besar kaum tani dan industrinya tinggal 13%, serta tenaga terdidiknya masih sangat sedikit dan itupun seringkali menyabot revolusi, tapi kenapa Yuri Gargarin yang terlebih dahulu ke luar angkasa dan meng-orbit bumi? Itu karena mereka, setelah revolusi, mulai membuka negerinya terhadap dunia luar (termasuk perdagangannya) dan mengembangkan research and development dengan memodifikasi sampai menemukan teknologi induk, formula/rumus, invention dan inovation darinbekas negeri-negeri yang menghisapnya sebelum revolusi, seperti Jerman, Inggis dan Prancis. Namun barang-barang produksinya, tidak seperti Cina, lebih baik kualitasnya, karena bukan diprioritaskan untuk pasar tapi untuk distribusi dalam negeri atau bantuan-bantuan luar negeri. Dan Jepang adalah hasil didikan Jerman, restorasi Meiji, dan bantuan teknologi serta modal (untuk modifikasi) dari Marshall Plan. Kuba, negeri miskin, teknologi kesehatannya bisa mencapai salah satu yang terbaik di dunia, dan murah (gratis, malah). Pemerintah Kuba mengambil manfaat teknologi dari negeri-negeri bekas sosialis--menukarkan sebagian besar produksi gulanya demi teknologi dan guru/instruktur kesehatan dengan negeri-negeri tersebut. Benarkah realita bahwa ada negeri-negeri berdaya beli rendah? Tidak seharusnya realitanya seperti itu. Bisa begitu karena tenaga produktif--kepandaian manusia (human experience), teknologinya, dan perkakas produksinya (yang semakin dimonetisasi sebagai kapital--di dunia sekarang ini, SEBENARNYA, sudah bisa memproduksi barang-barang yang melimpah, karenanya bisa murah, bahkan gratis--misalnya, produksi pangan dunia, sebenarnya, sudah bisa memberi makan 6 kali penduduk dunia. Namun Afrika kelaparan. Itu karena sarana-sarana/alat-alat poduksi/bahan-bahan produksi atau sumber hakat hidup orang banyak dimiliki/dikuasai/dikendalikan oleh kapitalis--terutama kapitalis monopoli (imperialisme). Hitungan pendapatan sekadar numerik moneter.</span>

Agar Tidak Mengira China Itu Imperialis

Danial Indrakusuma Cina adalah surga sub-kontraktor atau vendor barang-barang Amerika, Eropa, Spanyol, Jepang, dan negeri-negeri bermodal ...

Read more »

Demokrasi Adalah Landasan Sosialisme

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"> Kita harus memahami, mendalami, dan mewujudkan persyaratan-persyaratan khusus untuk menggerakkan organisasi dan menyelamatkannya di bawah kondisi-kondisi yang sangat represif akibat tekanan dari pemerintahan, aparat dan preman. Dan, dalam rangka memimpin sebuah perjuangan yang sistematis melawannya, kita harus mendirikan sebuah organisasi yang memiliki program sejati yang dapat menjangkau pandangan (visi) jauh ke depan (yang dapat menuntaskan persoalan-persoalan masyarakat), <span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">yang berdisiplin, dan menguasai tehnik kerja dalam segala kondisi sampai pada tingkat kesempurnaan yang tinggi.</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> Pada saat ini, persoalan mendesak dari gerakan kita bukan lagi mengembangkan aktifis ‘amatir’ yang terpencar-pencar, tetapi justru menyatukannya—dalam organisasi. Inilah langkah yang menyebabkan sebuah program merupakan sebuah kebutuhan. Program harus merumuskan pandangan-pandangan mendasar kita; persisnya, menetapkan tugas-tugas politik mendesak kita; menekankan tuntutan-tuntutan mendesak dan sekaligus harus menunjukkan lapangan aktifitas kampanyenya; menyediakan kesatuan pada kerja kampanye, memperluas dan memperdalamnya, sehingga dapat menyatukan kampanye yang terpisah-pisah, terpencar-pencar, dalam tuntutan-tuntutan yang kecil dan terpencil dari status kampanye tuntutan yang utuh. Saat ini, maka, adalah mendesak menetapkan sebuah program yang dapat memberikan pada kita sebuah landasan yang kuat, yang lebih jauh jangkauannya, agar aktifitasnya lebih luas. Penetapan program sangat diperlukan agar kita tidak sering terjerumus dan mengalami kesalahan dalam hal tugas-tugas nyata dan metode-metode aksinya; dalam setiap kasus, inilah fakta yang harus diperhitungkan. Dalam arti: gerakan kelas pekerja harus digabungkan dengan program dan perjuangan politik yang kita tetapkan; dan harus membentuk sebuah organisasi yang akan menghalau semua kesalahpahaman tersebut, jikalau organisasi berkehendak berdiri di depan semua elemen demokratik dalam masyarakat Indonesia.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Adalah tidak mungkin menetapkan dan memperjuangkan program mendesak tanpa bertentangan dengan program sejati (yang jauh jangkauan pandangannya ke depan) bila tanpa terlebih dahulu menetapkan program sejatinya. Demokrasi adalah landasan bagi sosialisme.</div> </div>

Demokrasi Adalah Landasan Sosialisme

Kita harus memahami, mendalami, dan mewujudkan persyaratan-persyaratan khusus untuk menggerakkan organisasi dan menyelamatkannya di bawah k...

Read more »

Dunia harus menjadi milik kapitalis

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Oleh: Danial Indrakusuma</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Pemilik-pemilik perusahaan-perusahaan besar dan bank-bank terkemuka berkumpul untuk membicarakan rencana masa depan mereka. Persidangan diselenggarakan di Paris, Brussels, Roma, New York, St. Petersburg, Tokyo dan London. Kapitalisme harus diselamatkan, dengan cara apapun. “Dahulu, hanya kami, orang-orang Inggris, yang menjalankan perusahaan. Kini, perusahaan-perusahaan dari negeri lain juga sudah berkembang. Bagaimana jadinya nanti?,” tanya Happy Jack, sebagai moderator yang memang berasal dari Inggris ini, kepada para hadirin. “Kebanyakan perusahaan-perusahaan tersebut dikelola dengan lebih baik dan lebih kuat, tetapi sekarang perusahaan-perusahaan Inggris'semakin berkurang,” Sir Edward Steel menambahkan. “Aku semalam berada di sebelah timur London, mendengarkan pembicaraan para penganggur. Aku mendengar cerita hebat dan teriakan-teriakan yang menuntut makanan, makanan, makanan,” kata Tuan Cecil Rhodes, sambil menghembuskan asap cerutunya. Mr. Macprofit kelihatan diam saja dengan kening berkerut. Ia berpikir, jika pabrik-pabrik terus ditutup, maka para pekerja akan merampas pabrik-pabrik tersebut dari tangan mereka. “Untuk menghindari perang saudara di Inggris, yang akan melibatkan 40 juta penduduknya, kita harus mendapatkan tanah jajahan baru yang bukan saja bisa menerima penganggur di negeri kita, malah bisa juga menjamin pemasaran barang-barang pabrik dan tambang yang tidak laku dijual di sini,” lanjut Tuan Cecil Rhodes lagi. “Barang-barang yang tak dapat dijual lagi dan ancaman dari kaum buruh. Tetapi, berapa banyak orang yang memikirkan persoalan ini?” pikir Macprofit gelisah. Tiba-tiba ia menukas. “Bahan mentah! Apabila pabrik-pabrik kita pulih kembali, permintaan bahan mentah akan menjadi satu perkara penting. Bahan mentah yang sekarang tidak mencukupi,” Sir Edward Steel tak menggubris, ia seperti sedang menunggu kedatangan seseorang.<br /> <br /> “Kereta api seharusnya sudah di stasiun sekarang,” ujarnya. Tak lama kemudian. “Tuan-tuan sekalian, aku sungguh berbesar hati karena dapat memperkenalkan kepada Tuan-Tuan semua seorang jurnalis dan petualang: Henry Morton Stanley,” Steel memperkenalkan. Tampak di depan mata hadirin pria dengan penampilan mengesankan, berpakaian pelaut, berkumis, berambut pirang, dengan kulit kecoklatan karena terpanggang sinar matahari. Stanley dengan antusias berbicara kepada para ahli-ahli perdagangan yang hadir.<br /> <br /> “Aku baru saja pulang dari penjelajahan yang jauh. Satu perjalanan yang telah mengorbankan beratus nyawa manusia tapi hasilnya sangat menggembirakan. Dalam penjelajahan itu, Aku temui sebuah benua yang sedang menunggu kedatangan orang orang kulit putih. AFRIKA! Kita akan menemukan penyelesaian bagi semua masalah yang kita hadapi. Di sana, berjuta-juta manusia masih tidak berbaju. Mereka ingin membeli kain dari perusahaan-perusahaan Tuan. Tuan-Tuan bisa mengusahakan adanya kereta api, membangun jalan raya dan pertambangan di Afrika. Keadaan iklim juga sangat sesuai untuk semua jenis tanaman getah, teh, kopi, coklat, dan bisa mendapatkan tenaga-tenaga kerja yang cukup serta murah di Afrika.” Seisi ruangan menjadi ribut.<br /> <br /> Para kapitalis berebutan melobi, menelpon, berniat berlomba-lomba ke Afrika. “Afrika sedang menunggu kedatangan kita, yang penting kita harus sampai terlebih dahulu,” terdengar pembicaraan salah seorang dari mereka, yang memang sejak dari tadi berusaha menelpon terlebih dahulu. “Syukurlah kita selamat,” mata mereka seakan berkata demikian. Bodoh! Mereka tidak tahu bahwa mereka sedang menghadapi kehancuran yang, memang, bisa ditunda, tapi tak bisa dielakkan. Maka, kapal-kapal pun berlayar dari Eropa dengan tujuan: AFRIKA HARUS DITAKLUKKAN!</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Paksaan, perbudakan, dan penipuan yang telah dipraktekkan selama beratus-ratus tahun telah menjadikan para kapitalis Eropa kaya dan kuat di dunia. Mereka begitu kuat sehingga semakin bisa melengkapi tentaranya. Sebuah kapal besar berlayar ke Pantai Afrika penuh dengan prajurit, meriam dan senapan.</div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 6px;"> (Sejarah Dunia Modern untuk Anak-anak)</div>

Dunia harus menjadi milik kapitalis

Oleh: Danial Indrakusuma Pemilik-pemilik perusahaan-perusahaan besar dan bank-bank terkemuka berkumpul untuk membicarakan rencana mas...

Read more »

Untuk Kawan-Kawan Kiri Papua

<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <b>Oleh: Danial Indrakusuma</b></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghIw8Pard6nX0p3WKsD1_Lu93en1Y2Rqd08oE9Axvm5tgAyeMuScqtMKyOEonXCQn9a8cVgHmae0apTwfOzABM6_Q-Dnqx1Ju5Ct6HesyJoXmbv04Auji4DPPboLr6ZxiOnZu9wIA-ZaM6/s1600/tpn.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="441" data-original-width="800" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghIw8Pard6nX0p3WKsD1_Lu93en1Y2Rqd08oE9Axvm5tgAyeMuScqtMKyOEonXCQn9a8cVgHmae0apTwfOzABM6_Q-Dnqx1Ju5Ct6HesyJoXmbv04Auji4DPPboLr6ZxiOnZu9wIA-ZaM6/s400/tpn.jpg" width="400" /></a></div> <div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Akan menjadi tak kurang salahnya bila menghapus poin-poin program demokratik, contohnya, poin menentukan nasib sendiri bangsa-bangsa, dengan alasan bahwa hal tersebut "tidak mudah/tidak layak," atau hal tersebut dianggap sebagai "ilusi" di bawah imperialisme. Pernyataan/posisi yang mengatakan bahwa hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasib sendiri tak bisa dicapai dalam kerangka kapitalisme bisa dipahami sebagai a<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;">kal politik absolut, ekonomis atau konvensional.</span></div> <div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;"> ...Pernyataan/posisi tersebut tidak sempurna dan tidak tepat, bukan saja bagi hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasib sendiri, namun seluruh tuntutan mendasar Demokrasi politik "dimungkinkan pencapaiannya" di bawah imperialisme, hanya saja dalam bentuk yang belum tuntas, bentuk yang masih terpenggal-penggal dan sebagai pengecualian yang langka (contohnya, pemisahan diri Norwegia dari Swedia pada tahun 1905). Tuntutan untuk pembebasan koloni-koloni dengan segera, sebagaimana diajukan oleh semua kaum Sosial-Demokrat revolusioner, juga "merupakan capaian yang tidak memungkinkan" di bawah kapitalisme tanpa serangkaian revolusi.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Hal tersebut tidak menyiratkan, bagaimana pun juga, bahwa kaum Sosial-Demokrat harus menunda/menahan diri untuk menjalankan perjuangan yang sesegera mungkin dan paling menentukan/teguh bagi seluruh tuntutan tersebut--menundanya berarti hanya lah sekadar memberikan kesempatan/keuntungan bagi kaum borjuis dan kaum reaksi. Sebaliknya, hal tersebut menyiratkan bahwa adalah sangat dibutuhkan untuk merumuskan dan mengajukan seluruh tuntutan tersebut, bukan dengan cara yang reformis, namun dengan cara yang revolusioner; tidak diperam dalam bingkai legalitas borjuis. namun dengan melakukan terobosan terhadapnya; bukan membatasi diri pada pidato-pidato di parlemen dan protes-protes lisan, tapi dengan menarik massa ke dalam aksi nyata, dengan memperluas dan mengobarkan perjuangan bagi segala tuntutan demokratik yang mendasar, hingga ke taraf dan termasuk gempuran kaum proletariat terhadap kaum borjuis, yakni bergerak ke tahapan revolusi sosialis, yang akan mengambil-alih kekuasaan kaum borjuis.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> Revolusi sosialis bisa saja pecah/dimulai bukan saja sebagai akibat dari pemogokan besar, demonstrasi masalah tentang makanan, suatu kerusuhan karena kelaparan, suatu pemberontakan di kalangan tentara, atau suatu pemberontakan pembebasan dari kolonial, namun juga sebagai akibat dari krisis politik, seperti dalam kasus Dreyfus, insiden Zabern, atau dalam kaitannya dengan referendum pemisahan diri bangsa yang tertindas, dan seterusnya.</div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> <br /></div> <div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;"> (Lenin, The Socialist Revolution and the Right of Nations to Self-Determination)</div> </div>

Untuk Kawan-Kawan Kiri Papua

Oleh: Danial Indrakusuma Akan menjadi tak kurang salahnya bila menghapus poin-poin program demokratik, contohnya, poin menentukan nas...

Read more »

Kurdi, Catalonia dan Papua

<div class="MsoNormal"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVUJRbjaIqlx8rihB_0PBAwYmtL2JLo9SuwcEnuFeeTRD2iJ6jsq4TqDp_aPB_UPIoN4EZ15vVOTVqQtOkDzlOOV-53ONKmtAZO5GLc0I1nrBo_H_LtZOlB3KfGkqUYY63vDHwahwoqUc/s1600/CATALAN-DAN-WEST+PAPUA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="240" data-original-width="360" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirVUJRbjaIqlx8rihB_0PBAwYmtL2JLo9SuwcEnuFeeTRD2iJ6jsq4TqDp_aPB_UPIoN4EZ15vVOTVqQtOkDzlOOV-53ONKmtAZO5GLc0I1nrBo_H_LtZOlB3KfGkqUYY63vDHwahwoqUc/s400/CATALAN-DAN-WEST+PAPUA.jpg" width="400" /></a></div> <b>Dalam era dominasi negara-negara maju terhadap negara berkembang ini bebas dari penjajahan (kolonialisme) adalah kebutuhan didasarkan pada sejarah dan identitas sebagai sebuah bangsa, untuk lepas dari dominasi politik, ekonomi terlebih untuk menyelamatkan identitas bangsa.<o:p></o:p></b></div> <div class="MsoNormal"> <b><br /></b></div> <div class="MsoNormal"> Beberapa waktu yang lalu, perpolitikan dunia digucang dengan digelarnya referendum di wilayah Kurdi untuk merdeka Iran dan Catalonio dari Spanyol. Pemberitaan di media masa pun semakin gencar, hingga membuat opini politik tentang perjuangan rakyat Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri, yang tentu sama dengan perjuangan rakyat Kurdi dan Catalan. Setelah terlarut dalam euforia politik tersebut, satu hal yang menjadi penting untuk dibahas adalah tentang persoalan kebangsaan dibawah dominasi politik luar n<span style="background: white; color: #393714; font-family: "century gothic" , "sans-serif";">egeri yang dikendalikan oleh individu-individu negara khususnya kaum elit atau borjuis (Bardkull & Harris, dalam Dugis: 2015).</span>.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> Baik Kurdi dan Catalonio berjuang untuk bebas dari kolonialisme, didasari oleh beberapa aspek Sejarah, Politik, Ekonomi, agama, keunggulan, dan tentu aspek identitas sebagai sebuah bangsa. <o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kurdi<o:p></o:p></span></b></div> <div class="MsoNormal"> Secara historis, asal usul suku Kurdi adalah orang Arya dari sekelompok orang Indo-Eropa dari keluarga Iran, yang mencakup masyarakat Kurdi, Persia dan Afghanistan. Mereka memiliki bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Kurdi. Populasi mereka secara keseluruhan pada tahun 2002 adalah 28 juta orang. Mereka menyebar di Turki 15 juta, di Iran 6 juta, di Irak 5 juta, di Suriah satu juta, serta di Azerbaijan dan Armenia satu juta orang.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> Pertama <span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt; line-height: 115%;">Kurdi telah memberontak terhadap pemerintah Iran antara tahun 1920-1925. Kurdi menang atas Iran, hingga memaksa Iran untuk memita bantuan kepada Irak dan Turki. Kedua negara mengirimkan pasukan untuk mendukung Iran, yang mengakibatkan kekalahan Kurdi. Sejumlah besar pasukan mereka terbunuh. Selanjutnya, Kurdi mendirikan negara dengan bantuan Uni Soviet di utara Iran pada tahun 1946, tetapi Shah Iran, dan dengan bantuan Barat mampu mendominasi mereka pada 1956. Dengan munculnya otoritas ulama setelah kepergian Shah Iran pada tahun 1979 , Soviet membantu Kurdi Iran dan mempersenjatai mereka untuk membentuk sebuah negara. Namun hal ini mendorong Amerika Serikat untuk mendukung Iran dan membantunya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> Geopolitik Irak berada ditengah-tengah politik lima negara, yaitu Turki, Irak, Iran, Suriah dan Armenia. Minyak salah satu sumber penghasilan di wilayah itu menguntungkan negara-negara Barat dibawah kendali pemerintah Iran.  Pemerintah Iran memberikan otonomi di wilayah itu. Namun pemerintahan wilayah itu tetap menggelar referendum pada 25 November lalu.<o:p></o:p></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">Catalan<o:p></o:p></span></b></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Krisis ekonomi di Spanyol kian membuat Catalan ingin merdeka, terlebih Barcelona adalah wilayah kaya yang menjadi pusat industri, kekuatan maritim, perdagangan, tekstil serta keuangan dan perusahaan teknologi, dibanding kawasan lain di Spanyol yang miskin.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><br /> <span style="background: white;">Catalan beralasan mereka berhak merdeka dari Spanyol karena apa yang mereka beri kepada pemerintah pusat tidak sepadan dengan apa yang mereka dapat. Produk Domestik Bruto Catalonia mencakup 19 persen dari PDB Spanyol.</span><br /> <span style="background: white;">Pemerintah Catalan pekan ini menyatakan referendum Ahad lalu menunjukkan 90 persen pemilih ingin merdeka dari Spanyol. Presiden Catalan Carles Puigdemont menyatakan Catalonia akan mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol akhir pekan ini atau awal pekan depan.</span><br /> <span style="background: white;">Catalonia dulunya adalah wilayah independen di Semenanjung Iberia, kawasan termasuk Spanyol dan Portugal, yang mempunyai bahasa, hukum, dan tradisi sendiri.</span><br /> <br /> <span style="background: white;">Puigdemont beralasan Catalonia punya hak moral, budaya, ekonomi untuk menentukan nasib sendiri.</span><br /> <span style="background: white;">Catalonia adalah salah satu kawasan paling kaya dan produktif di Spanyol dengan ibu kota Barcelona yang dihuni 7,5 juta jiwa penduduk.</span><br /> <span style="background: white;"> Pada Perang Saudara di masa kepemimpinan Raja Philip V, Valencia akhirnya takluk pada 1707 lalu Catalonia tunduk pada 1714. Peristiwa itu menandai era modern Spanyol.</span><br /> <br /> <span style="background: white;">Raja berkuasa ingin menerapkan bahasa dan hukum Spanyol di kawasan itu tapi akhirnya mereka menyerah dan mengembalikan Generalitat atau pemaerintahan otonomi Catalan.</span><br /> <br /> <span style="background: white;">Jenderal Fransico Franco kemudian mengalahkan pemberontakan kaum separatis pada Perang Ebro di tahun 1938 dan menguasai wilayah itu. Para peristiwa itu 3.500 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi ke pengasingan.</span><br /> <span style="background: white;">Catalonia lalu kembali mendapatkan hak otonomi pada 1977 ketika Spanyol mulai menjalankan demokrasi sepeninggal Franco yang mangkat pada 1975.</span><br /> <span style="background: white;">Suara-suara yang menyerukan merdeka secara penuh mulai gencar pada Juli 2010 ketika Mahkamah Konstitusi di Madrid menolak perjanjian otonomi 2006 dan menyatakan tidak ada landasan hukum untuk mengakui Catalonia sebagai negara di dalam Spanyol,seperti dikutip dari laman the Telegraph, Rabu (4/10).</span><br /> <br /> <span style="background: white;">Partai konservatif Populer yang mengusung Perdana Menteri Mariano Rajoy hanya partai kelima terbesar di Catalonia dan menolak keras kemerdekaan.</span><br /> <br /> <span style="background: white;">Presiden Catalonia Carles Puigdemont didukung oleh koalisi nasionalis dari partai CDC dan sayap kiri Esquerra Republicana de Catalunya (ERC) serta kaum sayap kiri radikal Partai CUP yang menguasai kursi mayoritas di parlemen Catalonia.</span><br /> <span style="background: white;">Pada September 2017 suara mayoritas ini mengusulkan referendum kemerdekaan.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <b><span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Perjuangan Hak Penentuan Nasib Sendiri Rakyat Bangsa Papua Barat <o:p></o:p></span></b></div> <div class="MsoNormal"> <b><span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;"><br /></span></b></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Dari pembahasan diatas, dalam konteks Papua ada kesamaan maupun perbedaan, yaitu kesamaan dalam tuntutan hak demokratik dan perbedaan dalam sumber daya alam, geopolitik.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Papua adalah wilayah yang menjadi sasaran utama perebutan kapitalis global. Secara historis terjadi konspirasi yang melahirkan sejarah, yaitu kecelakaan pesawat yang mengakibatkan jatuhnya Sekjen PBB, terbunuhnya Presiden Amerika Serikat JF. Kennedy, lengsernya presiden Indonesia Soekarno hingga peristiwa 30 September di Jakarta.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Dari serangkaian konspirasi yang dimainkan oleh Allan Dules tersebut wilayah Papua dan nasib masa depan rakyat bangsa Papua Barat jatuh ke tangan kolonial Indonesia yang kemudian dicangkokan kedalam tangan negara imperialis Amerika Serikat dan sekutuhnya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Kemenangan kolonial Indonesia imperialis Amerika Serikat ditandai dengan kontrak karya PT. Freeport McMoran pada tahun 1967 dan pelaksanaan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) tahun 1969 yang sarat dengan kebohongan, manipulatif, tidak demokratis, cacat hukum dan moral dibawah ancaman Militer Indonesia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Setelah itu dibawah kependudukan Indonesia, terutama presiden borjuis berwatak militeristik Soeharto rakyat bangsa Papua Barat dibantai, apalagi setelah wilayah Papua dijadikan daerah operasi militer (DOM) 1975-1996. Di masa itu ribuan rakyat terbunuh dan ribuan lainnya mengungsi ke Papua New Guinea.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Hingga akhir dekade 90-an pergolakkan politik Jakarta sedikit memberikan ruang bagi rakyat Papua melalui perwakilannya tim 100. Hasilnya mengembalikan nama Irian menjadi Papua. Selanjutnya dibawah kekuasaan Presiden Megawati Papua diberikan otonomi khusus. Dan diberlakukannya wilayah otonomi hanya ilusi untuk membagi kekuatan rakyat, wilayah Papua dibagi menjadi dua provinsi Papua dan Papua Barat serta pemekaran kabupaten dan kecamatan sebagai wilayah administratif koloni untuk melegitimasi kepentingannya merebut tanah adat, menghilangkan produktifitas rakyat yang bergantung pada alam dan melahirkan ketergantungan hidup.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bawah;<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Pertama, wilayah Papua Barat dijarah oleh perusahaan multinasional seperti; Freeport Mcmoran, BP. LNG Tangguh, MIFEE <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">Kedua, pemerintahan lokal di Papua tidak leluasa, atau masih dibawah partai-partai borjuis nasional Indonesia-yang, tentu punya kepentingan di Papua. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div>

Kurdi, Catalonia dan Papua

Dalam era dominasi negara-negara maju terhadap negara berkembang ini bebas dari penjajahan (kolonialisme) adalah kebutuhan didasarkan pad...

Read more »